"Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama 2020. Pencapaian ini mencerminkan kemampuan bank mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik," kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam keterangan tertulisnya, Senin, 3 Agustus 2020.
Bank mencatat kenaikan pendapatan fee based sebesar 1,4 persen menjadi Rp1,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya di mana terdapat pendapatan fee non rutin sebesar Rp101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik. Bila pendapatan fee non rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka Bank mencatat kenaikan fee 11,0 persen yang berasal dari fee Global Market, bancassurance dan Wealth Management, serta biaya transaksi e-channel.
Pendapatan dari fee Global Market naik tajam 116,1 persen menjadi Rp374,6 miliar pada Juni 2020. Sementara pendapatan fee dari Bancassurance dan Wealth Management & investasi terus mencatat pertumbuhan dengan mencatat kenaikan 29,3 persen menjadi Rp122,6 miliar dari Rp94,8 miliar pada 2019.
Profil pendanaan Bank juga terus menguat seperti tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 33,1 persen pada Juni 2019 menjadi 40,0 persen pada Juni 2020 dengan tabungan meningkat sebesar 9,9 persen.
"Peningkatan CASA merupakan hasil penerapan strategi Bank untuk mengurangi pendanaan berbiaya tinggi melalui penyediaan layanan cash management berbasis perbankan digital, nasabah-nasabah korporasi mulai beralih menggunakan layanan platform perbankan digital, dan Bank juga fokus pada penyediaan solusi keuangan di situasi saat ini," paparnya.
Bank juga telah mengalihkan upaya untuk meningkatkan peluang bisnis di tengah kondisi pasar yang menantang dengan mengoptimalisasi layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U), dengan mulai banyak nasabah kini menggunakan layanan aplikasi mobile khususnya dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136 persen menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I-2020. Sementara, terdapat 34 ribu pembukaan rekening tabungan atau deposito dan lebih dari 45 ribu rekening baru dibuka melalui M2U.
Sejalan dengan kondisi pasar saat ini, total kredit Bank turun 14,6 persen menjadi Rp115,7 triliun. Pada Juni 2020, meskipun kredit Perbankan Global turun 5,4 persen menjadi Rp35,8 triliun, kredit ini berhasil tumbuh sebesar 1,4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, didukung oleh segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara, Kredit Non-Ritel Community Financial Services (CFS) turun 22,3 persen menjadi Rp42,4 triliun karena Bank menerapkan strategi untuk membatasi risiko (de-risking) bagi Perbankan Bisnis untuk mengatur kembali portofolio yang tidak sesuai dengan tingkat risiko (risk appetite) Bank. Pinjaman Ritel CFS juga turun 12,9 persen menjadi Rp37,5 triliun yang disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat di tengah masa pandemi ini.
Adapun tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 5,0 persen (gross) dan 2,9 persen (net) pada Juni 2020 dibandingkan dengan 3,1 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2019. Hal ini disebabkan oleh menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 yang secara efektif berlaku mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah.
Termasuk, lanjutnya, pada program restrukturisasi dan penjadwalan ulang untuk menjaga kualitas aset. Hingga saat ini, Bank telah menyetujui pinjaman untuk dilakukan (restructuring & rescheduling/R&R) kepada lebih dari 22 ribu debitur dengan total pinjaman Rp15,4 triliun.
"Posisi modal Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1 persen pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1 persen pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp26,2 triliun pada Juni 2019," tutup Taswin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id