Mata uang rupiah. Foto : MI.
Mata uang rupiah. Foto : MI.

Rupiah Bakal Menguat Lagi Besok, Ini Penyebabnya

Husen Miftahudin • 04 Desember 2023 16:34
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini mengalami penguatan, meskipun otot penguatannya lebih kecil dibandingkan saat pembukaan pagi.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 4 Desember 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.463 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 22 poin atau setara 0,14 persen dari posisi Rp15.485 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok akan kembali mengalami penguatan.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.430 per USD hingga Rp15.490 per USD," ujar Ibrahim.
 
Ia pun membeberkan penyebab kembali perkasanya rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) besok, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun eksternal.
 

Fed bakal pangkas suku bunga


Ibrahim mengungkapkan, dolar AS mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir di tengah taruhan penurunan suku bunga Fed. Proyeksi tersebut membuat indeks dolar dan indeks dolar berjangka naik sedikit, namun tetap berada dalam jangkauan posisi terendah yang terakhir terlihat pada awal Agustus.
 
Ketua Fed Jerome Powell menyampaikan nada yang tampaknya kurang hawkish dalam dua pidatonya, dengan pasar bertaruh bahwa komentarnya tentang menjaga keseimbangan antara kebijakan moneter yang ketat dan soft economic landing menandai berakhirnya siklus kenaikan suku bunga The Fed secara pasti.
 
Meskipun Powell masih memperingatkan suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, para pedagang meningkatkan ekspektasi mereka terhadap kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish dalam beberapa bulan mendatang.
 
Pasar memperhitungkan kemungkinan lebih dari 90 persen dimana The Fed akan mempertahankan suku bunganya ketika bertemu nanti pada Desember 2023, dan lebih dari 60 persen kemungkinan bank sentral AS tersebut akan mulai memangkas suku bunga pada Maret 2024.
 
Namun perkiraan ini sebagian besar bergantung pada inflasi dan pasar tenaga kerja, dengan data nonfarm payrolls yang dirilis pada Jumat akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai hal tersebut.
 
"Namun, prospek kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish mendorong penguatan mata uang Asia hingga bulan November, sementara dolar anjlok," terang Ibrahim.
 
Baca juga: Harga Cabai Mahal, Mendag: Pengaruhi Tingkat Inflasi
 

Inflasi jadi perhatian utama


Para ekonom memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2023 berada di level 116,90, atau mengalami inflasi sebesar 2,92 persen secara tahunan (yoy) atau 0,71 persen secara bulanan (mtm).
 
Proyeksi tersebut sejalan dengan tren peningkatan inflasi di akhir tahun. Terutama didorong oleh naiknya permintaan akibat Hari Besar Keagamaan Nasional, libur akhir tahun, dan kampanye menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).
 
"Secara umum, tingkat inflasi domestik diprakirakan akan tetap di rentang target. Bank Indonesia (BI) diprakirakan akan tetap menahan tingkat suku bunga acuannya pada Desember 2023 yakni di level enam persen, sejalan dengan tingkat inflasi inti yang terus menurun," papar Ibrahim.
 
Sejumlah potensi risiko masih perlu diperhatikan, antara lain terkait imported inflation sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah dan risiko kenaikan harga energi serta pangan global.
 
Adanya sinergi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam pengendalian inflasi juga perlu terus diperkuat, terutama untuk memitigasi lonjakan inflasi akibat harga-harga yang bergejolak atau volatile food.
 
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada November 2023 terjadi inflasi sebesar 0,38 persen dengan penurunan IHK sebesar 116,08.
 
Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2023 terhadap November 2022) tercatat 2,86 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (November 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 2,19 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan