Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Saham Anda Lagi Anjlok? Lakukan Cara Ini!

Medcom • 17 April 2024 15:37
Jakarta: Layaknya cuaca yang berubah-ubah, ekonomi Indonesia telah mengalami masa-masa baik dan buruk. Demikian pula dengan pasar modal, yang mengalami penurunan drastis pada 1998 dan 2008.
 
Krisis finansial 1998 ditandai dengan inflasi mencapai 58 persen dan IHSG merosot ke level 398. Sepuluh tahun kemudian, juga terjadi krisis yang dipicu oleh skandal subprime mortgage AS hingga menyebabkan kolapsnya pasar modal global.
 
Pada 2020, penyebaran virus korona (covid-19) mengakibatkan kekhawatiran global dan dampak negatif pada pasar saham Indonesia. Investor asing banyak yang beralih ke aset safe haven seperti emas, surat utang, dan mulai melepas investasi mereka di Bursa Efek Indonesia.

Meskipun demikian, tidak perlu khawatir karena ada strategi bijak untuk menghadapi penurunan pasar saham yang drastis.
 
Dilansir dari laman MNC Sekuritas, berikut cara yang dapat dilakukan saat menghadapi penurunan saham:
 

Tidak membuat keputusan saat panik

Wajar jika pasar saham turun saat sentimen negatif menguasai. Panic selling seringkali terjadi, meskipun harga saham berada di bawah biasanya. Akan tetapi, berhati-hatilah dalam mengambil keputusan beli.
 
Hindari membeli saat saham jatuh, seperti menangkap pisau yang jatuh tentunya bisa berbahaya. Lebih baik bersabar hingga kepanikan mereda dan harga saham stabil. Ingatlah selalu kepanikan pasar akan berakhir. Saat pasar mulai membaik, Anda bisa memilih saham-saham potensial dengan harga diskon.
 

Pertahankan saham yang sudah ada

Salah satu strategi lain adalah menyimpan saham yang sudah dimiliki, terutama jika Anda memiliki saham big cap atau blue chips dengan fundamental yang solid. Saham-saham ini memiliki kapitalisasi pasar lebih dari Rp40 triliun, misalnya saham yang tergabung dalam Indeks LQ45. Indeks ini terdiri dari 45 emiten yang dipilih berdasarkan likuiditas pasar setiap enam bulan sekali (Februari dan Agustus).
 
Perlu diketahui saham big cap layak disimpan karena cenderungnya pulih dengan cepat setelah penurunan IHSG. Namun, strategi ini efektif bagi Anda yang berinvestasi dengan dana idle karena membutuhkan waktu untuk portofolio saham kembali ke harga beli awal atau harga wajarnya.
 
Baca juga: Tenang! Ekonomi RI Masih Aman Meski Rupiah dan IHSG Melemah
 

Tidak lupa untuk selalu memegang dana likuid

Meskipun Anda percaya pada portofolio saham Anda. Ada baiknya pastikan kembali Anda memiliki cadangan dana likuid untuk kebutuhan sehari-hari. Layaknya seperti sedia payung sebelum hujan, maka kelola investasi dengan bijak. Pastikan cash flow Anda stabil meskipun pasar sedang bergejolak. Paling tidak dapur harus tetap "ngebul" walaupun kondisi saham tidak stabil.
 
Memang pasar saham tidak selalu stabil, tetapi jangan menyerah untuk menjadi investor saham. Dengan perencanaan yang matang dan tepat, pasti Anda masih bisa mendapatkan keuntungan. Melalui tiga cara ini yakni tunggu kepanikan mereda, pertahankan saham berfundamental kuat, dan tetap simpan dana likuid.
 
(Indy Tazkia Aulia)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan