Selain itu, jumlah investor kripto di Indonesia juga berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir, khususnya ketika masa pandemi covid-19 pada 2020. Kondisi tersebut membuat ekosistem blockchain di Indonesia sudah jauh berkembang dan mampu menyaingi negara lain.
"Banyak pengembang aset kripto dan blockchain di Indonesia. Bahkan, ada banyak perusahaan di Indonesia yang menyatakan untuk siap mengembangkan teknologi blockchain," kata Oscar dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Kamis, 3 Maret 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebagai pedagang aset kripto, Oscar mengapresiasi kebijakan pemerintah yang terbuka terhadap perkembangan ekosistem kripto. Meski di Indonesia tidak ditetapkan menjadi mata uang, namun kripto diperbolehkan untuk dijadikan komoditas investasi.
Hal tersebut membuat kripto diperlakukan dan didefinisikan sebagai aset. Bahkan, aset kripto pun sudah menjadi salah satu komoditas penting yang ditetapkan oleh pemerintah.
"Dari sisi regulator pun saya melihat pemerintah sudah sangat terbuka dengan kripto sendiri. Pemerintah Indonesia bukan hanya memberikan lampu hijau kepada perdagangan kripto, namun juga sangat terbuka terhadap pedagang aset kripto seperti Indodax dan sangat mendukung perkembangan token kripto lokal karya anak bangsa," terangnya.
Pesatnya tren investasi aset kripto sejalan dengan peningkatan jumlah investornya. Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag), jumlah investor kripto di akhir 2021 mencapai lebih dari 11 juta investor. Angka ini melesat jauh jika dibandingkan akhir 2020 yang hanya empat juta investor.
"Dari sini kita bisa memahami bahwasanya kripto adalah produk digital yang sangat potensial di Indonesia, dan komoditas digital ini diharapkan bisa menciptakan ekosistem investasi yang baru," pungkas Oscar.