Meroketnya laba bersih ini sejalan dengan raihan penjualan sebesar Rp1,13 triliun. Jumlah ini meningkat tajam sebesar 170 persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp419 miliar.
Dari sisi neraca, total aset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44 persen, dari Rp417 miliar menjadi Rp600 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan ekuitas sebesar 43 persen dari Rp347 miliar menjadi Rp497 miliar.
"Sedangkan dari sisi utang, perseroan tidak membukukan peningkatan utang kepada pihak ketiga yang signifikan. Perseroan pun tidak memiliki utang bank," ungkap Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka dalam siaran persnya, Selasa, 4 April 2023.
Terdongkrak kenaikan harga nikel
Ruddy menjelaskan, peningkatan kinerja ini utamanya ditopang oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia. Meskipun perekonomian dunia masih penuh dengan tantangan, perseroan tetap menjalankan kegiatan operasinya dengan cukup baik.
Perseroan berkomitmen untuk terus melakukan eksplorasi berkelanjutan serta menjaga prinsip konservasi mineral melalui optimasi pemanfaatan bijih nikel yaitu memanfaatkan sumberdaya mineral dan melakukan diversifikasi produk.
Diversifikasi produk juga dilakukan dengan pembagian berdasarkan persentase kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi (low grade, middle grade, dan high grade).
Perseroan melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah (low grade) dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.
Baca juga: Jokowi: 4 Negara Terlibat Mengembangkan Smelter Nikel di Luwu Timur |
Produksi nikel ditarget 2,6 juta ton
Ruddy menambahkan, tahun ini perseroan akan fokus meningkatkan produksi nikel, dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi 2,6 juta ton. NICL juga sudah memperoleh persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dari Kementerian ESDM untuk rencana peningkatan produksi.
"Fokus kami kedepannya akan menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP (Izin Usaha Pertambangan) perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, kami juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organik maupun anorganik untuk mendukung rencana perseroan tersebut," tuturnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News