Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menekankan, pemahaman yang baik tentang keuangan digital bukan hanya mencegah masyarakat terjerat utang, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pada penyelenggara resmi yang legal dan bertanggung jawab.
Kegiatan literasi dan inklusi keuangan merupakan kewajiban seluruh pelaku jasa keuangan, dan AFPI berupaya melaksanakannya secara berkelanjutan melalui berbagai program edukasi kreatif.
Salah satunya adalah gelaran podcast maraton yang berlangsung selama 21–22 Agustus 2025 dengan menghadirkan lebih dari 100 narasumber dari regulator, praktisi, akademisi, kementerian/lembaga, hingga pelaku UMKM.
Selama lebih dari 25 jam, masyarakat diajak memahami beragam topik, mulai dari dasar-dasar peer-to-peer lending, literasi keuangan digital, bahaya pinjol ilegal, hingga tips mengelola keuangan pribadi dan usaha.
Diskusi juga menghadirkan perspektif regulator dan industri terkait perlindungan konsumen, inovasi layanan, serta peran strategis pindar dalam mendorong inklusi keuangan nasional.
Baca juga: Pinjaman Daring Makin Populer, Begini Tantangan, Risiko dan Solusinya |
“Bagi AFPI, literasi keuangan bukan sekadar pemenuhan kewajiban, melainkan semangat berbagi pengetahuan agar semakin banyak masyarakat memahami prinsip dasar dalam menggunakan pinjaman daring secara legal dan logis. Literasi adalah kunci untuk membuka peluang dan memberi keberdayaan bagi keluarga maupun pelaku usaha,” ujar Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar dalam keterangan tertulis, Selasa, 26 Agustus 2025.
Pesan utama yang disampaikan adalah pentingnya bijak meminjam agar tidak terjebak praktik “gali lubang tutup lubang” dan selalu mengedepankan prinsip responsible lending. Kegiatan ini turut diapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menilai langkah AFPI dapat menjadi contoh nyata upaya peningkatan literasi keuangan sekaligus perlindungan konsumen.
Tak hanya menampilkan narasumber ahli, podcast juga menghadirkan kisah inspiratif dari penerima manfaat pindar. Salah satunya Amelia, pemilik UMKM Mie Asok Sukajadi, yang mampu bertahan dan mengembangkan usahanya berkat akses pembiayaan digital.
Kisah ini menjadi bukti bagaimana literasi dan akses keuangan yang inklusif dapat membawa dampak nyata bagi masyarakat. AFPI menegaskan akan terus menghadirkan program literasi yang relevan dan berkelanjutan.
Literasi keuangan tidak boleh berhenti di ruang virtual, tetapi harus menjangkau rumah tangga, anak muda, hingga pelaku UMKM. Dengan pengetahuan yang cukup, mereka dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat tanpa rasa takut atau ragu,” kata Entjik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id