"Pembagian dividen interim tersebut termasuk persetujuan atas rencana pembagian dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Perseroan selanjutnya akan melakukan pembagian dividen tunai sekitar Rp1,18 triliun kepada seluruh pemegang saham perseroan," ujar Direktur MBAP Yulius Leonardo, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu, 24 Mei 2023.
Selain itu, dalam RUPS perseroan juga menyetujui laporan tahunan (termasuk laporan keberlanjutan) dan laporan keuangan perseroan yang berakhir pada 31 Desember 2022. Serta memberikan pembebasan dan pelunasan atas laporan pertanggungjawaban (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sebagaimana tercantum di dalam Laporan Tahunan (termasuk laporan keberlanjutan) untuk tahun buku 2022.
"Pemegang saham juga memberikan persetujuan kepada Dewan Komisaris untuk melakukan penunjukan Akuntan Publik untuk tahun buku 2023, termasuk menentukan honorarium kantor Akuntan Publik, yang dilanjutkan dengan persetujuan pemberian kewenangan kepada Komisaris Utama untuk menentukan gaji seluruh anggota Direksi dan honorarium seluruh anggota Dewan Komisaris, dan/atau tunjangan benefit lainnya untuk 2023," jelasnya.
Dia mengatakan, pemegang saham juga memberikan persetujuan kepada direksi perseroan untuk melakukan amendemen terhadap perjanjian pemasaran batu bara antara perseroan dengan PT Baramulti Sugih Sentosa dan Brooklyn Enterprise Pte Ltd.
Baca juga: Musim Dividen Jadi Sentimen Positif, Ini 10 Saham Cuan Trading Sepekan |
Harga batu bara angkat pendapatan MBAP
Di sisi lain, bagi perseroan 2022 merupakan tahun yang sangat tidak terduga bagi industri pertambangan batu bara di Indonesia. Hal ini karena kenaikan harga batu bara acuan yang mengalami peningkatan dengan harga tertinggi sebesar 330,97 dolar Australia per ton pada Oktober 2022 dan ditutup pada harga 281,48 dolar Australia per ton di Desember 2022.
Adapun sebagai akibat peningkatan harga batu bara tersebut, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar 449,53 juta dolar Australia di 2022, meningkat 45,09 persen apabila dibandingkan 2021 sebesar 309,84 juta dolar Australia. Secara internal, direksi perseroan memanfaatkan peluang momentum naiknya harga batu bara tersebut dengan melakukan pengembangan usaha pada anak perusahaan.
"Untuk kedepannya, perseroan berencana untuk tetap mempertahankan eksistensinya di bidang pertambangan batu bara, namun melalui anak perusahaan lainnya, dan untuk menjawab sentimen dunia internasional terhadap energi fosil, Perseroan bertekad untuk mulai melakukan pengembangan di bidang lainnya, termasuk pengembangan di bidang energi terbarukan (industri wood pellet dan penyedia rooftop solar panel), dan juga berbagai kegiatan usaha penunjang sehubungan dengan pertambangan," ungkap dia.
Kinerja 2022
Laba tahun berjalan perseroan pada 2022 mencapai 179,39 juta dolar Australia atau mengalami kenaikan sebesar 78,39 persen dibandingkan 2021 yang tercatat sebesar 100,56 juta dolar Australia. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga penjualan batu bara 2022 yang signifikan dibandingkan 2021.
Pada sisi kinerja keuangan, beberapa indikator mengalami peningkatan, di antaranya adalah beban pokok penjualan yang naik 29,36 persen dari 142,05 juta dolar Australia pada 2021 menjadi 183,76 juta dolar Australia di 2022.
"Untuk kedepannya, Perseroan berkomitmen melakukan diversifikasi kegiatan usaha melalui anak perusahaannya, dalam melakukan pengembangan usaha pada sektor sumber daya alam yang berkelanjutan (sustainable) termasuk energi baru terbarukan (biomass and solar energy) sebagai growth driven Perseroan," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News