Mata uang rupiah. Foto : AFP.
Mata uang rupiah. Foto : AFP.

Rupiah Melemah Tertekan Lemahnya Potensi Penurunan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 28 Mei 2024 10:37
Jakarta: Rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang rupiah kian melemah dengan potensi penurunan suku bunga The Fed yang semakin kecil.
 
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi, turun tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.075 per USD dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.072 per USD.
 
baca juga: Rupiah Tertekan Menjadi Rp16.071 per USD

Laju rupiah terdorong dengan kondisi ekonomi yang menguat dengan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (m2) pada April 2024 tumbuh 6,9 persen year on year (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 7,2 persen (yoy).
 
Penyaluran kredit pada periode ini tumbuh 12,3 persen (yoy), atau naik dari posisi Maret 2024 sebesar 11,9 persen (yoy), yang ditopang oleh Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI).

Dari Asia, indeks indikator ekonomi utama Jepang berdasarkan data tenaga kerja dan sentimen konsumen pada Maret 2024 direvisi lebih tinggi ke level 112,2 dari data awal sebesar 111,4 dan lebih tinggi dari posisi bulan Februari 2024 sebesar 112,1.
 
Dari mancanegara, indeks konsumen AS Michigan Consumer Sentiment pada Mei 2024 di level 69,1 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 77,2, yang mencerminkan ekonomi AS yang cenderung landai, sehingga mengindikasikan penurunan suku bunga.
 
Pelaku pasar juga fokus menantikan rilis data Core PCE AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat, 31 Mei 2024, yang diperkirakan akan kembali naik sebesar 0,3 persen pada bulan lalu.

Potensi pemotongan suku bunga

Sementara itu, menurut FedWatch Tool dari CME Group, analis memperkirakan 60 persen kemungkinan sekarang hanya akan ada satu pemotongan suku bunga. Padahal pada awal tahun analis memperkirakan enam kali pemotongan suku bunga.
 
Goldman Sachs pun menarik kembali perkiraan pemotongan pertamanya hingga September, meskipun perusahaan tersebut masih memperkirakan dua kali pemotongan pada tahun ini. Suku bunga acuan fed fund bank sentral telah berada di angka 5,25 persen hingga 5,50 persen sejak Juli lalu.
 
Goldman mengatakan kepemimpinan The Fed tampaknya memiliki pandangan yang sama terhadap prospek inflasi dan kemungkinan akan siap untuk melakukan pemotongan dalam waktu dekat.
 
"Namun sejumlah peserta FOMC masih tampak lebih khawatir terhadap inflasi dan lebih enggan untuk melakukan pemotongan," tegas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan