Pada akhir perdagangan, Selasa, rupiah merosot 29 poin atau 0,18 persen menjadi Rp15.771 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.742 per USD.
"Isu dalam negeri mungkin masih menjadi sentimen negatif untuk rupiah seperti isu inflasi yang meninggi karena pangan dan isu twin deficit," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, dilansir Antara, Selasa, 5 Maret 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada Februari 2024 mencapai 2,75 persen.
Tingkat inflasi tahunan pada Februari 2024 adalah 2,75 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,75 pada Februari 2023 menjadi 105,58 pada Februari 2024.
Peluang pemangkasan suku bunga The Fed
Pada sisi lain, Ariston menuturkan dengan melemahnya data-data ekonomi AS pekan lalu yaitu data produk domestik bruto (PDB), klaim tunjangan pengangguran, PMI manufaktur dan tingkat keyakinan konsumen AS, maka peluang pemangkasan suku bunga AS di Juni terlihat membesar.Survei CME FedWatch Tool menunjukkan kenaikan peluang dari 60 persen menjadi 63 persen. Ekspektasi tersebut bisa menekan dolar AS.
Dolar AS juga mungkin masih bergerak konsolidatif menantikan testimoni Gubernur Bank Sentral AS atau The Fed Jerome Powell di Kongres AS pada Rabu dan Kamis 7 Maret 2024, dan data tenaga kerja AS versi pemerintah pada Jumat malam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News