ADMF mencatat beban bunga turun sebesar 27,6 persen yoy menjadi Rp1,7 triliun sejalan adanya penurunan pada jumlah pinjaman serta pada cost of fund. Hasilnya, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp2,7 triliun atau turun 23,3 persen yoy dan margin bunga bersih tercatat sebesar 12,3 persen.
Sedangkan beban operasional turun tipis sebesar 1,1 persen yoy menjadi Rp1,8 triliun. Sementara cost of credit mengalami penurunan sebanyak 15,7 persen yoy menjadi Rp819 miliar. Dengan kondisi itu, laba bersih Adira Finance setelah pajak dibukukan sebesar Rp473,5 miliar atau melemah sebanyak 20,7 persen yoy.
"Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing tercatat menjadi sebesar 3,3 persen dan 12,1 persen di semester I-2021," kata Presiden Direktur Adira Finance Hafid Hadeli, dalam konferensi pers virtual tentang Media Update Kinerja Semester I-2021 Adira Finance, Jumat, 30 Juli 2021.
Sementara itu, seiring meningkatnya penjualan pada industri otomotif, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru tumbuh 17,3 persen yoy menjadi Rp11,8 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. Hampir semua segmen produk pembiayaan mengalami kenaikan terutama didominasi segmen pembiayaan mobil baru sebesar 30,1 persen yoy.
Kemudian diikuti segmen pembiayaan mobil bekas dan sepeda motor baru masing-masing sebesar 23,4 persen yoy dan 13,3 persen yoyo. Meski demikian, piutang yang dikelola Adira Finance masih tercatat menurun sebanyak 18,1 persen yoy menjadi Rp41,3 triliun pada semester I-2021 yang disebabkan oleh rundown portofolio yang lebih tinggi.
"Di tengah adanya penerapan PPKM sejak awal Juli 2021, Adira Finance akan lebih berfokus pada penjualan yang tersegmentasi di luar Jawa dan Bali," jelasnya.
Lebih lanjut, Adira Finance tetap memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak covid-19. Per posisi Juni 2021, jumlah nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak 831 ribu kontrak atau sekitar Rp19 triliun dan mewakili sekitar 36 persen dari piutang yang dikelola per Februari 2020.
"Saat ini, lebih dari 80 persen dari pinjamanan nasabah yang telah direstrukturisasi telah mulai membayar kewajiban cicilannya," kata Hafid.
Sedangkan terkait kualitas pembiayaan atau Non Performing Finance (NPF), Hafid mengaku akan menjaga di level yang aman yakni di kisaran 2,5 persen hingga tiga persen sampai akhir tahun. "Strategi untuk menjaganya yakni berhati-hati dan melihat kelayakan nasabah, collection, dan tetap mengingatkan customer mengenai waktu pembayaran," pungkasnya.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila menambahkan dari sisi pendanaan Adira Finance tetap melakukan diversifikasi baik melalui dukungan pembiayaan bersama dari perusahaan induk, Bank Danamon, maupun pinjaman eksternal yang terdiri pinjaman bank dan obligasi.
Per posisi Juni 2021, lanjutnya, pembiayaan bersama mewakili sekitar 43 persen dari total piutang yang dikelola. Sementara pinjaman eksternal tercatat sebesar Rp13,3 triliun atau turun 35,4 persen yoy. Dengan demikian, gearing ratio turun dari 2,7x menjadi 1,7x.
"Di tengah pandemi covid-19 yaitu di Juli 2021, Adira Finance telah menerbitkan Obligasi PUB V Tahap II dan Sukuk Mudharabah IV Tahap II 2021 senilai Rp1,5 triliun dengan oversubscribe 4,8x," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News