Bahkan, transaksi kripto yang berbasis teknologi blockchain sangat progresif dan hanya masalah waktu saja untuk melebihi kartu kredit. Adapun perkembangan teknologi yang makin pesat dan pandemi covid-19 yang melanda dunia telah mengubah kebiasaan masyarakat. Kondisi ini sangat mungkin terjadi di tengah masyarakat global.
Kebiasaan baru dalam bertransaksi dan berinvestasi melalui aset kripto pun akan sulit dibendung, namun justru bisa menjadi peluang bagi masyarakat. Peluang itu yang juga dilihat Litedex dengan memberikan kemudahan bagi masyarakat mengeksplorasi dan meningkatkan adrenaline dalam berinvestasi di aset kripto.
"Selain metamask, juga akan terkoneksi dengan trust wallet dan safepal. Bisa dibilang dompet-dompet ini menjadi pilihan para user global agar mudah menggunakan platform decentralized exchange," kata Head of IT Litedex Singgih Budi Purnadi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 13 Oktober 2021.
Sementara itu, Kepala Eksekutif JPMorgan Chase & Co Jamie Dimon mengatakan, mata uang kripto tidak akan berharga meskipun sudah diatur pemerintah atau negara. "Tidak peduli apa pendapat orang, pemerintah akan mengaturnya. Mereka akan mengaturnya untuk tujuan (antipencucian uang), untuk tujuan (Undang-Undang Rahasia Bank), untuk pajak," kata Dimon.
Ia mengaku masih skeptis terhadap transaksi mata uang digital lantaran berisiko terhadap penipuan hingga praktik pencucian uang. "Saya pribadi berpikir bahwa bitcoin tidak berharga," sebutnya.
Meski demikian, JPMorgan tetap membuka akses ke layanan mata uang kripto bagi nasabahnya. Penasihat keuangan bank ini hanya dapat menerima pesanan beli maupun jual untuk lima produk mata uang kripto.
"Klien kami sudah dewasa. Mereka tidak setuju. Jika mereka ingin memiliki akses untuk membeli atau menjual bitcoin. Kami tidak dapat menahannya tetapi kami dapat memberi mereka akses yang sah, sebersih mungkin," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News