Manado: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) terus berusaha meningkatkan akses keuangan masyarakat di daerah. Upaya ini dilakukan melalui pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk klaster pertanian dan pelaku UMKM dengan bunga rendah.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengakui pengembangan sektor pertanian masih memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya tidak hanya terkait pembiayaan, namun juga mengenai pendampingan, pemasaran, termasuk juga pengemasan produk hingga produk siap ekspor.
"Untuk itu, OJK bersama dengan pemerintah daerah setempat, industri keuangan, dan juga stakeholder lainnya mendukung dan terus memperluas akses keuangan melalui pengembangan penyaluran KUR berbasis klaster di berbagai daerah di Indonesia," ujar Wimboh, dalam siaran persnya, Jumat, 15 Oktober 2021.
Terkait hal tersebut, OJK meluncurkan pembiayaan KUR Bohusami Bakobong Klaster Pertanian Sereh Wangi di Desa Panasen, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa. Menurut Wimboh, sektor pertanian masih menjadi salah satu kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 19,86 persen dari total PDRB Sulawesi Utara dengan salah satu komoditas pertanian terbesar adalah minyak nabati.
Data per September 2021, realisasi KUR di Sulawesi Utara tercatat sebesar Rp1,54 triliun (70,76 persen dari target) telah berhasil disalurkan. Untuk penyaluran KUR ke sektor pertanian tercatat sebesar Rp282 miliar (18,21 persen dari total penyaluran pembiayaan KUR Sulawesi Utara) dan telah disalurkan kepada lebih dari 10 ribu debitur.
Adapun KUR klaster tanaman sereh wangi menjadi salah satu program kerja TPAKD Sulawesi Utara karena memiliki prospek penjualan yang bisa dijadikan berbagai produk turunan berupa bahan baku minyak wangi, sabun, dan sampo. Selain itu, sisa fermentasi sereh wangi yang telah diolah dapat dijadikan pakan ternak, dan ini juga mendukung perekonomian hijau.
OJK berharap pilot project KUR klaster ini dapat diimplementasi secara lebih luas dan lebih banyak lagi oleh industri perbankan dan menjadi inspirasi pengembangan di wilayah Sulawesi Utara. Khususnya, karena skema KUR kluster dikembangkan untuk mendukung ekosistem yang lengkap dari hulu ke hilir yang saat ini telah didukung partisipasi pembiayaan dari beberapa bank dan akan bekerja sama dengan beberapa koperasi yang telah memiliki petani binaan.
Selain di Sulawesi Utara, skema KUR klaster sejenis juga telah berjalan dan direplikasi di beberapa daerah, yaitu KUR klaster pertanian padi di Karanganyar, Jawa Tengah; KUR klaster pertanian Porang di Mojokerto, Jawa Timur; dan KUR klaster pertanian padi dan jagung di Gorontalo.
"Melalui KUR klaster ini diharapkan mampu membantu para petani memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran atas komoditas pertaniannya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat," tutup Wimboh.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengakui pengembangan sektor pertanian masih memerlukan dukungan dari berbagai pihak khususnya tidak hanya terkait pembiayaan, namun juga mengenai pendampingan, pemasaran, termasuk juga pengemasan produk hingga produk siap ekspor.
"Untuk itu, OJK bersama dengan pemerintah daerah setempat, industri keuangan, dan juga stakeholder lainnya mendukung dan terus memperluas akses keuangan melalui pengembangan penyaluran KUR berbasis klaster di berbagai daerah di Indonesia," ujar Wimboh, dalam siaran persnya, Jumat, 15 Oktober 2021.
Terkait hal tersebut, OJK meluncurkan pembiayaan KUR Bohusami Bakobong Klaster Pertanian Sereh Wangi di Desa Panasen, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa. Menurut Wimboh, sektor pertanian masih menjadi salah satu kontributor utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang mencapai 19,86 persen dari total PDRB Sulawesi Utara dengan salah satu komoditas pertanian terbesar adalah minyak nabati.
Data per September 2021, realisasi KUR di Sulawesi Utara tercatat sebesar Rp1,54 triliun (70,76 persen dari target) telah berhasil disalurkan. Untuk penyaluran KUR ke sektor pertanian tercatat sebesar Rp282 miliar (18,21 persen dari total penyaluran pembiayaan KUR Sulawesi Utara) dan telah disalurkan kepada lebih dari 10 ribu debitur.
Adapun KUR klaster tanaman sereh wangi menjadi salah satu program kerja TPAKD Sulawesi Utara karena memiliki prospek penjualan yang bisa dijadikan berbagai produk turunan berupa bahan baku minyak wangi, sabun, dan sampo. Selain itu, sisa fermentasi sereh wangi yang telah diolah dapat dijadikan pakan ternak, dan ini juga mendukung perekonomian hijau.
OJK berharap pilot project KUR klaster ini dapat diimplementasi secara lebih luas dan lebih banyak lagi oleh industri perbankan dan menjadi inspirasi pengembangan di wilayah Sulawesi Utara. Khususnya, karena skema KUR kluster dikembangkan untuk mendukung ekosistem yang lengkap dari hulu ke hilir yang saat ini telah didukung partisipasi pembiayaan dari beberapa bank dan akan bekerja sama dengan beberapa koperasi yang telah memiliki petani binaan.
Selain di Sulawesi Utara, skema KUR klaster sejenis juga telah berjalan dan direplikasi di beberapa daerah, yaitu KUR klaster pertanian padi di Karanganyar, Jawa Tengah; KUR klaster pertanian Porang di Mojokerto, Jawa Timur; dan KUR klaster pertanian padi dan jagung di Gorontalo.
"Melalui KUR klaster ini diharapkan mampu membantu para petani memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan, hingga pemasaran atas komoditas pertaniannya sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat," tutup Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News