"Kita rasanya sebagai umat Islam malu apabila syariah ini tidak menjadi pemain utama dalam perekonomian dan keuangan (syariah dunia). Padahal janji ini sudah 20 tahun kita ucapkan," ujar Wimboh dalam acara Sharia Business & Academic Sinergy (SBAS) yang digelar secara virtual di Jakarta, Selasa, 29 Desember 2020.
Meskipun begitu, Wimboh tak lantas berkecil hati. Hal tersebut justru membuat OJK semakin bersemangat untuk terus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Jumlah penduduk muslim yang begitu besar juga menjadi modal utama pengembangan ekonomi Islam dan keuangan syariah di Indonesia.
"Inilah sekarang pada saat ini momentum yang bagus untuk bangkit. Tentunya kita perlu sinergi. Tanpa sinergi rasanya kita akan sulit untuk membangkitkan ekonomi Islam dan keuangan syariah ini menjadi pemain utama dalam perekonomian dan keuangan kita," paparnya.
Wimboh mengakui tantangan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah pada saat ini jauh berbeda dengan 20 tahun lalu. Cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama ekonomi dan keuangan syariah dunia pun terkendala berbagai macam krisis.
"Memang terkendala beberapa kali krisis, dan sekarang ada krisis pandemi. Ini juga menjadi satu hal untuk kita harus berpikir 'out of the box', bekerja extraordinary, dan juga kita harus forward looking dan melakukan beberapa kebijakan maupun upaya kita secara preemptive," tukas dia.
Ia juga menggarisbawahi bahwa langkah dan kebijakan yang diambil harus menjawab tantangan masa depan, bukan hanya untuk menjawab tantangan saat ini. Sebab bila hanya untuk menjawab tantangan saat ini, maka dalam 5-10 tahun ke depan Indonesia akan kembali tertinggal.
Untuk itu ia meminta dukungan semua pihak agar bersama-sama mendorong pengembangan sektor keuangan syariah. Dalam hal ini, OJK berupaya untuk memfokuskan sektor keuangan syariah kepada ritel dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Karena umat kita sebagian besar dan mayoritas ada di situ, sehingga dengan adanya krisis pandemik ini, ritel dan UMKM kita prioritaskan untuk mendapatkan stimulus. Naturally (secara natural), UMKM dan ritel kita, toh kalau kena dampak (pandemi covid-19) bisa bangkit kembali lebih cepat daripada yang besar yang membutuhkan waktu untuk bangkit kembali," pungkas Wimboh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News