Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO

Rupiah Sore Melempem ke Rp15.657/USD

Angga Bratadharma • 13 Desember 2022 15:37
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan perdagangan Selasa terpantau kian melemah ketimbang pembukaan pada pagi tadi di posisi Rp15.655 per USD. Mata uang Garuda belum berhasil menahan gempuran mata uang Paman Sam seiring The Fed yang diramal kembali menaikkan suku bunga.
 
Mengutip Bloomberg, Selasa, 13 Desember 2022, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir melemah ke posisi Rp15.657 per USD, tertekan 0,19 persen atau setara 29 poin. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.639 hingga Rp15.674 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.601 per USD.
 
Di sisi lain, dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Hal itu jelang data utama yang diperkirakan menunjukkan moderasi inflasi AS pada November pada basis tahun-ke-tahun. Keputusan Fed kemungkinan memperlambat laju suku bunga pada akhir pertemuan Rabu, 14 Desember 2022.
 
Sejak mencapai puncaknya pada akhir September, indeks dolar telah turun lebih dari 8,0 persen, dengan greenback diperkirakan akan berkurang daya tariknya dengan imbal hasil aset yang lebih rendah seperti obligasi pemerintah karena Fed melambat.
Baca: Bulan Fintech Nasional Jadi Katalisator Pemulihan Ekonomi Nasional

Dalam perdagangan sore dolar naik 0,8 persen terhadap mata uang Jepang menjadi 137,71 yen. Dolar juga naik versus franc Swiss, menguat 0,2 persen pada 0,9348 franc, naik juga versus dolar Australia dan Selandia Baru, yang masing-masing turun 0,7 persen dan 0,5 persen.

Euro datar terhadap dolar, diperdagangkan pada 1,0535 dolar. Mata uang tunggal Eropa telah naik hampir 8,0 persen sejauh ini di kuartal keempat, dengan investor yang sebelumnya mengandalkan Bank Sentral Eropa berpegang teguh pada kenaikan suku bunga yang agresif.
 
Indeks dolar, yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,31 persen menjadi 105,13.
 

"Kami telah merasakan dolar telah mencapai puncaknya dan kami merasa seperti itu selama beberapa minggu. Kami berpikir penurunan tersebut ada sejak puncaknya pada September dan menguji dua kali lipat pada akhir Oktober," kata Direktur Eksekutif Klarity FX Amo Sahota.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan