Jakarta: Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan literasi dan inklusi masyarakat terhadap pasar modal syariah masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari survei nasional pasar modal syariah menunjukkan hanya satu dari 10 orang yang mengaku pernah menggunakan instrumen pasar modal.
"Ini masih jauh dibandingkan hasil survei dari industri perbankan dan asuransi, sebanyak empat dari lima responden pernah menggunakan layanan bank dan satu dari lima orang sudah pernah menggunakan layanan asuransi," ungkapnya dalam acara Peluncuran Video Edukasi, Sejarah, dan Talkshow Pasar Modal Syariah secara virtual, Selasa, 12 April 2022.
Lebih lanjut, dalam hasil survei tersebut juga diperoleh hasil bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada pada angka 15 persen. Sedangkan tingkat inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada di angka empat persen.
Menurut Hoesen, data ini menunjukkan masih banyak ruang atau potensi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia. Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam upaya meningkatkan literasi pasar modal syariah adalah terbatasnya referensi pada pasar modal syariah.
"Oleh karena itu, pada 2019 lalu OJK telah menyusun buku modul pasar modal syariah sebagai media pembelajaran terstruktur mengenai pasar modal syariah. Melengkapi penerbitan buku tersebut, pada 2021, OJK bekerja sama dengan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) memproduksi 13 video edukasi modul pasar modal syariah," paparnya.
Dia menegaskan video edukasi tersebut diproduksi dalam rangka membantu masyarakat agar lebih mudah memahami isi dari buku modul pasar modal syariah. Selain itu, juga dibuat video sejarah pasar modal syariah. Terdapat delapan seri video sejarah pasar modal syariah dengan berbagai topik.
"Latar belakang video ini dibuat agar masyarakat dan generasi mendatang mengetahui persis sejarah pasar modal syariah di Indonesia. Video ini juga dituturkan langsung oleh pelaku sejarah pasar modal syariah di Indonesia yang sebagian besar juga masih aktif sebagai pelaku industri jasa keuangan," tuturnya.
Di tempat yang sama, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PP MES Erick Thohir menuturkan investasi merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia, termasuk dalam kondisi saat ini untuk memulihkan dan menumbuhkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi.
Begitu juga dengan peran ekonomi syariah yang terus tumbuh, bahkan di atas pertumbuhan ekonomi konvensional, baik dari aspek pertumbuhan aset, pembiayaan, hingga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tentu semakin membuktikan peranan penting ekonomi syariah dalam perekonomian Indonesia.
"Investasi syariah di Indonesia sendiri sudah didukung dan diformalkan oleh pemerintah Indonesia melalui pasar modal syariah. Pasar modal syariah telah bergerak sejak 1997 yang kala itu ditandai dengan penerbitan reksa dana syariah yang pertama," ujar Erick.
Selama 25 tahun hingga saat ini, Erick menegaskan bahwa pasar modal syariah telah teruji oleh waktu, pengalaman dan sejarah dalam membuktikan pengelolaan investasi yang aman dan sesuai prinsip syariah Islam. Bukti dari perjalanan, pengalaman, dan sejarah pasar modal syariah ini tentu harus diteruskan hingga generasi berikutnya.
"Kita harus gotong royong dalam menjaga ekosistem investasi di Indonesia agar jangan pernah ada lagi masyarakat yang menjadi korban yang terjerumus jerat investasi yang merugikan. Sebab perlu diingat juga bahwa investasi merupakan ikhtiar kita untuk memperbaiki diri dan menjaga pembangunan masa depan bangsa dan negara yang kita cintai," pungkasnya.
"Ini masih jauh dibandingkan hasil survei dari industri perbankan dan asuransi, sebanyak empat dari lima responden pernah menggunakan layanan bank dan satu dari lima orang sudah pernah menggunakan layanan asuransi," ungkapnya dalam acara Peluncuran Video Edukasi, Sejarah, dan Talkshow Pasar Modal Syariah secara virtual, Selasa, 12 April 2022.
Lebih lanjut, dalam hasil survei tersebut juga diperoleh hasil bahwa tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada pada angka 15 persen. Sedangkan tingkat inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada di angka empat persen.
Menurut Hoesen, data ini menunjukkan masih banyak ruang atau potensi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia. Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam upaya meningkatkan literasi pasar modal syariah adalah terbatasnya referensi pada pasar modal syariah.
"Oleh karena itu, pada 2019 lalu OJK telah menyusun buku modul pasar modal syariah sebagai media pembelajaran terstruktur mengenai pasar modal syariah. Melengkapi penerbitan buku tersebut, pada 2021, OJK bekerja sama dengan MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) memproduksi 13 video edukasi modul pasar modal syariah," paparnya.
Dia menegaskan video edukasi tersebut diproduksi dalam rangka membantu masyarakat agar lebih mudah memahami isi dari buku modul pasar modal syariah. Selain itu, juga dibuat video sejarah pasar modal syariah. Terdapat delapan seri video sejarah pasar modal syariah dengan berbagai topik.
"Latar belakang video ini dibuat agar masyarakat dan generasi mendatang mengetahui persis sejarah pasar modal syariah di Indonesia. Video ini juga dituturkan langsung oleh pelaku sejarah pasar modal syariah di Indonesia yang sebagian besar juga masih aktif sebagai pelaku industri jasa keuangan," tuturnya.
Di tempat yang sama, Menteri BUMN sekaligus Ketua Umum PP MES Erick Thohir menuturkan investasi merupakan komponen penting dalam perekonomian Indonesia, termasuk dalam kondisi saat ini untuk memulihkan dan menumbuhkan perekonomian Indonesia di tengah pandemi.
Begitu juga dengan peran ekonomi syariah yang terus tumbuh, bahkan di atas pertumbuhan ekonomi konvensional, baik dari aspek pertumbuhan aset, pembiayaan, hingga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tentu semakin membuktikan peranan penting ekonomi syariah dalam perekonomian Indonesia.
"Investasi syariah di Indonesia sendiri sudah didukung dan diformalkan oleh pemerintah Indonesia melalui pasar modal syariah. Pasar modal syariah telah bergerak sejak 1997 yang kala itu ditandai dengan penerbitan reksa dana syariah yang pertama," ujar Erick.
Selama 25 tahun hingga saat ini, Erick menegaskan bahwa pasar modal syariah telah teruji oleh waktu, pengalaman dan sejarah dalam membuktikan pengelolaan investasi yang aman dan sesuai prinsip syariah Islam. Bukti dari perjalanan, pengalaman, dan sejarah pasar modal syariah ini tentu harus diteruskan hingga generasi berikutnya.
"Kita harus gotong royong dalam menjaga ekosistem investasi di Indonesia agar jangan pernah ada lagi masyarakat yang menjadi korban yang terjerumus jerat investasi yang merugikan. Sebab perlu diingat juga bahwa investasi merupakan ikhtiar kita untuk memperbaiki diri dan menjaga pembangunan masa depan bangsa dan negara yang kita cintai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News