Perkembangan tersebut disebabkan oleh perlambatan komponen M1 dan uang kuasi. Adapun M1 tumbuh 17,1 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 17,9 persen (yoy). Perlambatan terjadi pada uang kartal, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Sementara itu, peredaran uang kartal pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp765 triliun, atau tumbuh sebesar 7,4 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,4 persen (yoy).
"Perlambatan kartal tersebut sejalan dengan pola historisnya, yakni kembali normalnya aktivitas masyarakat usai Natal dan Tahun Baru," ungkap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, dalam Analisis Uang Beredar Posisi Januari 2022 dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Kamis, 24 Februari 2022.
Giro rupiah pada Januari 2022 tumbuh 31,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 32,4 persen (yoy). Perlambatan giro rupiah sedikit tertahan oleh peningkatan saldo uang elektronik yang tercatat sebesar Rp8,3 triliun atau tumbuh 8,1 persen (yoy) yang lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 7,3 persen (yoy).
Pangsa saldo uang elektronik terhadap M1 pada posisi laporan sebesar 0,2 persen," terang Erwin.
Di sisi lain, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 49,1 persen terhadap M1 pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp2.073,9 triliun, atau tumbuh 12,5 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan posisi Desember 2021 sebesar 13 persen (yoy).
Uang kuasi yang memiliki pangsa 44,4 persen dari M2 tercatat sebesar Rp3.396,9 triliun pada Januari 2022, atau tumbuh 8,2 persen (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 9,3 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh perlambatan simpanan berjangka dan giro valuta asing (valas).
Surat berharga selain saham
Lebih lanjut, surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3 persen terhadap M2 tumbuh 8,4 persen (yoy), sejalan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, obligasi dengan jatuh tempo di bawah satu tahun, serta sertifikat deposito."Berdasarkan faktor yang memengaruhi, pertumbuhan M2 pada Januari 2022 dipengaruhi oleh perlambatan aktiva luar negeri bersih, ekspansi keuangan pemerintah, dan akselerasi penyaluran kredit," jelas Erwin.
Pada Januari 2022, Aktiva Luar Negeri Bersih tumbuh sebesar 1,8 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan Desember 2021 sebesar 5,8 persen (yoy). Hal tersebut seiring tetap tingginya cadangan devisa, meski relatif menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Di samping itu, ekspansi keuangan pemerintah dan penyaluran kredit menjadi faktor penahan laju perlambatan M2 yang lebih dalam. Ekspansi keuangan pemerintah pada Januari 2022 tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh sebesar 48,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2021 sebesar 37,7 persen.
Peningkatan tagihan bersih kepada pemerintah pusat disebabkan oleh perlambatan kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat berupa simpanan dalam rupiah maupun valas. Sementara itu, penyaluran kredit pada Januari 2022 tumbuh 5,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).
"Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit produktif maupun konsumtif," tutup Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News