Dalam pertemuan itu, Wimboh menjelaskan OJK sangat mendorong investasi masuk ke industri jasa keuangan Indonesia untuk semakin memperkuat permodalan lembaga jasa keuangan. Khususnya dalam rangka mempersiapkan transformasi digitalisasi dan penguatan kapasitas industri jasa keuangan menghadapi persaingan di tingkat global.
Wimboh dalam kesempatan di New York juga melakukan pertemuan dengan civitas akademika Columbia University, untuk menjajaki program-program pascasarjana yang ditawarkan kampus ini guna mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM) OJK.
"Pengembangan kapasitas SDM OJK sangat penting, karena perkembangan sektor jasa keuangan yang begitu pesat, seperti adanya inovasi digital, regulatory technology, dan sustainable finance yang membutuhkan perspektif baru dalam implementasinya," ujar Wimboh dalam keterangan resmi, Senin, 25 April 2022.
Wimboh juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan Professor Charles W. Calomiris, yang merupakan profesor bidang lembaga keuangan di Columbia Business School, Columbia School of International and Public Affairs dan juga pakar khusus Finance and Growth in Emerging Markets di Columbia University.
Dalam diskusi tersebut dibahas mengenai perkembangan best practice regulasi lembaga keuangan di negara berkembang, khususnya menghadapi normalisasi kebijakan keuangan, moneter, dan fiskal negara maju.
"Memang, regulator lembaga keuangan khususnya di negara berkembang, perlu terus menerus menyelaraskan pengaturan prudensial agar sektor jasa keuangan tetap kompetitif di era globalisasi ini," ungkapnya.
Selain itu, Wimboh juga bertukar pikiran mengenai perkembangan digital currency, kepemimpinan Indonesia di forum G20 tahun ini serta pertumbuhan ekonomi beberapa emerging markets termasuk Indonesia.
Sementara dalam forum The Indonesia B20 Roadshow: Indonesia-US Business Forum yang dilaksanakan di Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia, New York, kepada kalangan pebisnis yang hadir Wimboh menyampaikan besarnya potensi investasi Indonesia yang antara lain didukung sektor jasa keuangan yang tetap stabil di tengah kondisi pandemi covid 19.
Dihadapan para investor negeri Paman Sam tersebut, Wimboh memamerkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan di tengah risiko ketidakpastian global. Ia mengatakan, laju intermediasi sektor perbankan terus meningkat dan per Februari 2022 sudah tumbuh 6,3 persen (yoy) dengan risiko yang terkendali yang terlihat dari data NPL gross 3,1 persen.
"Industri perbankan Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang konsisten dengan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) saat ini sebesar 25,8 persen. Angka di atas 20 persen ini konsisten terus meski melewati masa pandemi, dan bahkan terus membaik. Hal ini menunjukkan perbankan Indonesia sangat aman menghadapi potensi risiko di masa depan," tuturnya.
Sedangkan dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan, Wimboh menjelaskan bahwa OJK telah mengeluarkan sejumlah kebijakan di bidang green economy antara lain menerbitkan dokumen Taksonomi Hijau yang akan menjadi panduan aktivitas ekonomi yang melindungi lingkungan hidup dan perubahan iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News