Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan rendah diperlukan demi menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah perkiraan inflasi yang rendah. Kebijakan tersebut juga sejalan dengan langkah bank sentral untuk mendukung pemerintah dalam upaya pemulihan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, tak mungkin bank sentral melulu mempertahankan kebijakan suku bunga acuan yang rendah tersebut. Bank Indonesia akan mulai menaikkan suku bunga acuannya ketika ada tanda-tanda kenaikan inflasi.
"Untuk suku bunga, kami memang akan tetap mempertahankan suku bunga rendah 3,50 persen sampai dengan ada tanda-tanda inflasi," ujar Perry dalam acara Media Group Network (MGN) Summit 2022 yang digelar secara hybrid, dikutip Jumat, 28 Januari 2022.
Perry menuturkan, Bank Indonesia paling cepat akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal ketiga tahun ini. Namun demikian, BI kemungkinan baru akan menaikkan suku bunganya pada kuartal keempat 2022.
"Kemungkinan (kenaikan suku bunga) paling cepat kuartal tiga, tapi perkiraan kami kemungkinan baru kuartal empat. Dan itu juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tegas Perry.
Kenaikan inflasi
Soal inflasi, ia memperkirakan akan mengalami kenaikan pada akhir tahun ini. Namun demikian, dengan tegas Perry menekankan bahwa kenaikan inflasi tersebut masih berada dalam kisaran sasaran bank sentral, yaitu tiga persen plus minus satu persen atau di rentang dua persen sampai empat persen."Inflasi memang akan meningkat, tapi kami yakin masih di dalam sasaran tiga persen plus minus satu persen," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News