Mengutip prospektus perusahaan, GoTo akan melepas sebanyak 52 miliar saham seri A yang seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel emiten, dengan nilai nominal Rp1 per saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya 4,35 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Perusahaan akan menawarkan harga kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp316-Rp346 setiap saham. Sehingga perusahaan bisa memperoleh dana segar dari aksi ini sebanyak Rp17,99 triliun.
Mantan Dirut Bursa Efek Jakarta Hasan Zein Mahmud mengatakan, dengan asumsi menggunakan batas bawah rentang harga yang ditawarkan dalam book building, kapitalisasi GoTo akan berkisar Rp379 triliun. Menggunakan batas atas akan menjadi lebih kurang Rp415 triliun.
"Yang jadi titik perhatian saya adalah selisih yang sangat besar antara nominal dan harga IPO mencerminkan capital gain luar biasa yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham existing. Kalau saya sebelumnya menyetor Rp1 juta, maka pasca-IPO saham saya, menggunakan harga bawah saja, biar enggak terlalu bikin iri, menjadi Rp316 juta atau cuan 316 kali," jelas dia dalam pesan instannya, dikutip Rabu, 16 Maret 2022.
Hal ini jelas menguntungkan pemegang saham existing yang bertabur nama raksasa. Beberapa di antaranya adalah Alibaba, FB, Google, KKR, Softbank, Tencent, Warburg, Astra Group, Telkomsel, dan Sequoia Capital India Investments.
Kemudian hal menarik lainnya dalam prospektus disebutkan ada pernyataan, "Perusahaan telah mencatatkan rugi bersih sejak didirikan dan mungkin tidak dapat mencapai profitabilitas." Lantas apakah IPO GoTo hanya menjadi exit strategy bagi investor lama saja?
Dia juga mengatakan, total nominal saham akan berjumlah 52 miliar, Agio bernilai Rp16,4 triliun bila menggunakan harga bawah, serta Rp17,9 triliun bila menggunakan harga atas. Agio ini, kelak akan kembali menambah jumlah saham beredar, melalui mekanisme pemberian saham bonus.
"Persentase IPO sangat kecil. Hanya 4,35 persen dari total saham pasca-IPO. Namun rencana rights issue berantai selama 10 tahun, dengan menawarkan 1,5 persen dari saham beredar setiap tahun bisa membuat saham beredar semakin banyak," jelas dia.
Perusahaan menunjuk pelaksana efek PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia. Serta untuk penjamin emisi efek yaitu PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT nilai Inti Sekuritas.
GoTo dijadwalkan bisa memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Maret 2022. Kemudian melakukan penawaran umum perdana saham pada 29-31 Maret. Lalu rencananya saham GoTO akan diperdagangkan pada 4 April 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News