Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan perkembangan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan pembiayaan sektor industri pengolahan, transportasi pergudangan dan penyediaan makan dan minuman terutama untuk mendukung aktivitas operasional, mendukung pemulihan permintaan domestik serta membayar jatuh tempo.
"Peningkatan pembiayaan diprakirakan bersumber dari dana sendiri, yang masih menjadi mayoritas pembiayaan, pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, dan penjualan aset tetap nonproduktif," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu, 20 April 2022.
Kemudian pembiayaan yang bersumber dari pinjaman ke perbankan dalam negeri terindikasi melambat. Pada Maret 2022 penyaluran kredit baru juga terindikasi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Faktor utama yang memengaruhi perkiraan meningkatnya penyaluran kredit baru tersebut yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan. Penyaluran kredit baru terindikasi meningkat pada seluruh kategori bank dan pada seluruh jenis kredit kecuali KPR.
Sementara itu untuk keseluruhan periode triwulan I-2022, penawaran penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Survei BI juga mengungkapkan kebutuhan pembiayaan tiga bulan yang akan datang atau pada Juni 2022 diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT sebesar 30,1 persen atau lebih tinggi dari SBT 27,4 persen pada bulan sebelumnya.
Peningkatan kebutuhan pembiayaan antara lain disampaikan oleh responden pada sektor pertanian, perdagangan, kemudian transportasi dan pergudangan.
Adapun kebutuhan pembiayaan baru oleh rumah tangga relatif stabil pada Maret 2022. Mayoritas rumah tangga memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa Kredit Multi Guna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News