Obligasi itu dibagi menjadi tiga seri. Seri A dengan jumlah pokok Rp200 miliar dengan tenor tiga tahun dan kupon bunga 5,5 persen, Seri B sebesar Rp250 miliar dengan tenor lima tahun dan kupon bunga sebesar tujuh persen, sedangkan Seri C sebesar Rp300 miliar dengan tenor tujuh tahun dengan kupon bunga 8,1 persen.
"Sebagai portofolio investasi, obligasi tersebut relatif aman karena memiliki dua dukungan kuat. Pertama dukungan likuiditas dari PT Sarana Multi Infrastruktur dengan jumlah fasilitas standby maksimal Rp750 miliar, dan yang kedua didukung dengan sinking fund atau dana cadangan," ungkap Corporate Secretary Tamaris Hidro Priyo Kristanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 23 Maret 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Priyo mengemukakan, emisi obligasi tersebut mendapatkan apresiasi dari investor yang dibuktikan dengan kelebihan permintaan atau oversubscribed. "Kelebihan permintaan dari investor yang committed tercatat memesan obligasi sebesar Rp937,8 miliar, sedangkan investor yang uncommitted pemesanannya mencapai hingga Rp1,4 triliun," tuturnya.
Lebih lanjut Executive Director Corporate Finance Portfolio Management & Treasury Tamaris Hidro Widi Mahardi menjelaskan dukungan obligasi dengan sinking fund mencakup dana cadangan untuk pembayaran bunga obligasi yang harus tersedia sebesar tiga bulan pembayaran bunga obligasi untuk masing-masing seri obligasi, dengan dana tersebut harus tersedia paling lambat 20 hari kerja setelah emisi.
"Dana cadangan pelunasan pokok obligasi yang harus tersedia sejak 12 bulan hingga tiga bulan sebelum tanggal pelunasan pokok masing-masing seri obligasi, bertahap dari tiga persen hingga 100 persen," urainya.
Widi menuturkan, prospek bisnis energi baru terbarukan (EBT) kedepannya akan lebih cerah sejalan dengan niatan dari pemerintah dalam menekan tingkat emisi karbon guna menciptakan stabilitas iklim. Pemerintah sendiri bahkan menargetkan penambahan kapasitas untuk pembangkit yang berasal dari EBT untuk mencapai target kapasitas pembangkit listrik sebesar 35 ribu megawatt, sehingga prospek bisnis EBT di masa depan menjanjikan ruang pertumbuhan yang sangat besar.
"Untuk mencapai target sebaran listrik yang bersumber dari EBT, pemerintah mematok penambahan kapasitas hingga 23 persen pada 2025, dan meningkat menjadi 24,8 persen pada 2030. Salah satu upaya pencapaian bauran energi tersebut adalah melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)," pungkasnya.