Head of Digital Banking, Branchless and Partnership CIMB Niaga Bambang Karsono Adi mengatakan dalam kondisi yang masih menantang akibat covid-19, CIMB Niaga mengajak nasabah untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas. Di akhir 2020 ini, diharapkan nasabah dapat menikmati liburan dengan sehat, aman, dan nyaman.
"Jika harus beraktivitas di luar rumah, kami mengimbau agar memilih aktivitas di luar ruangan, namun tetap menjaga jarak dan menghindari diri dari kerumunan. Untuk mendukung kenyamanan aktivitas pembayaran belanja nasabah, kami menyediakan solusi pembayaran nirsentuh," kata Bambang, dalam keterangan resminya, Sabtu, 26 Desember 2020.
Di sisi lain, CIMB Niaga Finance mengumumkan perolehan laba sebelum pajak sebesar Rp166,2 miliar pada semester I-2020. Laba tercatat naik delapan persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp154,1 miliar, didorong kenaikan pendapatan bunga 16,6 persen year on year (yoy).
Direktur Keuangan dan Strategi CIMB Niaga Finance Imron Rosyadi mengatakan pihaknya mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp1,7 triliun pada semester I-2020. Penyaluran pembiayaan ini naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,4 triliun.
"Dalam merealisasikan pembiayaan khususnya di masa pandemi covid-19, kami melakukan beberapa strategi dan inisiatif, seperti meningkatkan sinergi dengan induk usaha PT Bank CIMB Niaga Tbk, serta mempercepat proses digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi sehingga cost to income ratio (CIR) tercatat 51,9 persen," kata Imron.
Sejalan dengan peningkatan pada pembiayaan (booking), rasio keuangan CIMB Niaga juga tetap terjaga dengan baik. Hingga 30 Juni 2020, return on assets (ROA), dan return on equity (ROE) perseroan masing-masing tercatat sebesar 8,36 persen dan 15,44 persen.
"Meskipun restrukturisasi pembiayaan masih berjalan di tengah pandemi, kami terus menjaga tingkat kesehatan portofolio, dengan jumlah aset sebesar Rp3,88 triliun pada semester I-2020. Perseroan masih dapat mempertahankan rasio kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 1,51 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News