Mata uang rupiah. Foto : AFP.
Mata uang rupiah. Foto : AFP.

Dolar AS Masih Terlalu Kuat, Rupiah Dibuka Tertekan

Arif Wicaksono • 09 September 2024 10:11
Jakarta: Rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah melemah tipis walaupun data-data AS terbaru melemah.
 
Baca juga: Rupiah Masih Perkasa Meski Modal Asing Pulang Kampung Rp2,49 Triliun

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi, 9 September 2024, melemah 97 poin atau 0,63 persen menjadi Rp15.475 per USD dari sebelumnya sebesar Rp15.378 per USD.
 
Di sisi lain, cadangan devisa (cadev) nasional pada Agustus 2024 terakumulasi sebesar USD150,2 miliar atau lebih tinggi dibandingkan Juli 2024 sebesar USD145,4 miliar.
 
Kenaikan cadev dipengaruhi oleh apresiasi nilai tukar rupiah, penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Secara keseluruhan posisi cadev masih di atas standar kecukupan internasional.

Rupiah mendapatkan tekanan

Rupiah mendapatkan tekanan dari imbal hasil treasury AS 10 tahun yang naik sebesar 0,028 bps. Kemudian imbal hasil treasury AS 30 tahun yang naik 0,022 persen. Lalu imbal hasil treasury AS 5 tahun yang naik 0,0032 persen.

Sementara itu, penggajian nonpertanian AS meningkat sebesar 142 ribu pada Agustus. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan peningkatan sebesar 161 ribu pada bulan tersebut, dan memperkirakan tingkat pengangguran sedikit menurun menjadi 4,2 persen. Tingkat pengangguran turun 4,2 persen, sesuai dengan estimasi Dow Jones.
 
Hal itu terjadi setelah data yang dirilis pada Kamis menunjukkan penggajian swasta tumbuh sebesar 99 ribu pada Agustus, jauh lebih rendah dari estimasi sebesar 140 ribu.
 
Angka-angka tersebut memunculkan kembali kekhawatiran tentang kemerosotan ekonomi dan melemahnya pasar tenaga kerja, yang pertama kali dipicu oleh laporan pekerjaan Juli yang lebih lemah dari perkiraan.
 
Data tersebut muncul menjelang pertemuan Federal Reserve berikutnya, yang akan ditutup dengan keputusan suku bunga pada 18 September.
 
Menurut FedWatch Tool dari CME Group, pelaku pasar memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga saat itu, dan terakhir memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebesar 57 persen dan peluang pemangkasan sebesar 50 basis poin sebesar 43 persen.

Survei pilpres AS

Pemilihan umum presiden Amerika Serikat (AS) tinggal dua bulan lagi, dan survei terbaru memperlihatkan persaingan ketat antara calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan kandidat dari Partai Demokrat sekaligus Wakil Presiden Kamala Harris.
 
Melansir TRT World, Senin, 9 September 2024, sebuah survei oleh The New York Times dan Siena College menunjukkan Trump unggul tipis dengan 48 persen, hanya unggul satu poin persentase dari Harris.
 
Terpilihnya Donald Trump bisa membuat dolar AS menguat seiring dengan kebijakan kebijakan presiden dari Partai Republik itu untuk menjaga berkurangnya penggunaan mata uang dolar AS di perdagangan global.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan