"Bank Indonesia telah menambah likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar Rp122,30 triliun pada 2021 (hingga 17 September 2021)," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Selasa, 21 September 2021.
Kebijakan quantitative easing bank sentral ini melanjutkan injeksi likuiditas pada 2020 yang mencapai Rp726,57 triliun. Sehingga, injeksi likuiditas oleh Bank Indonesia sejak 2020 sampai dengan 17 September 2021 mencapai Rp848,87 triliun.
Perry menambahkan, Bank Indonesia juga melanjutkan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021.
Hingga 17 September 2021, pembelian SBN di pasar perdana yang dilakukan oleh bank sentral mencapai Rp139,84 triliun. Terdiri dari Rp64,38 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).
"Dengan ekspansi moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan pada Agustus 2021 sangat longgar, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,67 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,81 persen (yoy)," urai Perry.
Sementara itu, likuiditas perekonomian juga meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh masing-masing sebesar 9,8 persen (yoy) dan 6,9 persen (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id