Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

DBS Terapkan Kaidah Bekerja Baru Antisipasi Tantangan Akibat Covid-19

Angga Bratadharma • 26 November 2020 09:32
Jakarta: DBS Bank Limited siap menerapkan rangkaian prakarsa perubahan dalam rangka mewujudkan kaidah bekerja baru di masa depan. Hal itu guna menjawab tantangan aneka disrupsi dan perubahan yang disebabkan oleh covid-19, yang harapannya bisa mendukung laju bisnis di masa mendatang.
 
Rangkaian prakarsa ini merupakan hasil dari penelitian, eksperimen, dan jajak pendapat yang dilakukan terhadap karyawan oleh tim internal Future of Work (FOW) lintas fungsi regional, sejak enam bulan lalu.
 
CEO DBS Bank Limited Piyush Gupta menyampaikan seiring dengan cara hidup, bekerja, dan aktivitas perbankan yang akan terus berubah secara dramatis, DBS harus siap menghadapi disrupsi yang ada di depan mata. DBS siap untuk mengubah cara bekerja secara radikal dan komprehensif, di antaranya melalui penerapan pola kerja hybrid, dan pengaturan kerja fleksibel.

Kemudian, tambahnya, pembentukan squad sembari menciptakan ruang kerja yang akan membantu meningkatkan kolaborasi dan inovasi. DBS juga akan mempercepat upskilling karyawan secara luas, dan menanamkan pola pikir data-driven operating models di seluruh bank.
 
"Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kami yakin tim DBS akan tampil sebagai tenaga kerja mumpuni dan memimpin di masa depan," kata Gupta, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 26 November 2020.
 
Di sisi lain, pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap keberadaan vaksin covid-19 dapat memberi kepastian pada tahun depan. Apalagi rencana vaksinasi massal oleh pemerintah akan menjadi game changer untuk membantu pemulihan ekonomi nasional.
 
"Dengan vaksinasi diharapkan faktor ketidakpastian menurun. Karena kita di dunia usaha we don't like surprises," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani.
 
Rosan menjelaskan adanya vaksin akan menambah kepercayaan dan rasa aman bagi para pelaku usaha. Bahkan vaksin dipercaya dapat membantu mendorong belanja dan konsumsi domestik yang merupakan penggerak perekonomian.
 
"Dengan vaksinasi ini diharapkan orang mulai belanja, bepergian, dan meningkatkan investasi. Sekarang top dan middle (income) enggak spending, padahal kontribusinya pada total kontribusi nasional kurang lebih hampir 80 persen lebih. Ini yang enggak berjalan," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan