Dalam keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 5 April 2021, emiten pembuat snack taro itu mencatat bahwa penghasilan lainnya lebih besar dari penjualan neto perusahaan yang mencapai Rp1,2 triliun pada tahun lalu. Penjualan perusahaan turun dari Rp1, 5 triliun pada 2019.
Penghasilan lainnya berasal dari selisih antara liabilitas yang diakhiri dengan pelunasan yang terdiri dari utang obligasi dan sukuk, utang bank, utang pihak berelasi, penerimaan hasil likuidasi, pembalikan atas penurunan nilai persediaan serta lain-lain.
Kemudian ekuitas perusahaan sebesar Rp826 miliar atau membaik dari minus Rp1,6 triliun pada 2019. Utang perusahaan juga turun dari Rp3,5 triliun menjadi Rp1,1 triliun pada 2020. Utang jangka panjang turun dengan mencapai Rp327 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp2,3 triliun.
Sementara itu jumlah aset perusahaan mencapai Rp2 triliun atau naik dari tahun lalu sebesar Rp1,8 triliun. Aset lancar perusahaan naik pesat dengan mencapai Rp695 miliar atau naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp474 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News