Tercatat laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2020 sebesar Rp8,58 triliun, lebih rendah dibanding 2019 yang mencapai Rp13,72 triliun.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, Rabu, 24 Maret 2021. Penurunan perolehan laba disebabkan penurunan penjualan bersih sebesar 12,85 persen dari Rp106,05 triliun pada 2019 menjadi Rp92,42 triliun pada 2020
Rinciannya, kontribusi terbesar pos pendapatan berasal dari penjualan domestik pada sigaret kretek mesin yaitu Rp61,23 triliun. Selanjutnya penjualan kretek tangan sebesar Rp21,45 triliun. Lalu penjualan sigaret putih mesin dan sigaret putih tangan masing-masing Rp8,92 triliun dan Rp579,03 miliar.
Sedangkan untuk penjualan rokok untuk pasar ekspor turun dari Rp408,19 miliar menjadi Rp218,58 miliar.
Lebih lanjut, penurunan laba emiten rokok dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dipicu oleh kenaikan tipis pada beban penjualan dari Rp6,62 triliun menjadi Rp6,26 triliun.
Sementara untuk beban lainnya perusahaan mampu menurunkan pos tersebut, seperti beban umum dan administrasi mampu ditekan dari Rp2,42 triliun menjadi Rp2,11 triliun. Kemudian beban keuangan dari Rp53,45 miliar menjadi Rp49,98 miliar.
Per 31 Desember 2020, perusahaan mencatat total aset perseroan sebesar Rp49,67 triliun, turun dari posisi akhir Desember 2019 sebesar Rp50,90 triliun. Aset tersebut dari ekuitas sebesar Rp30,24 triliun dan liabilitas senilai Rp19,43 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News