Menara Astra. Foto: Dokumen Astra
Menara Astra. Foto: Dokumen Astra

Laba Bersih Astra Turun, Tapi Portofolio Masih Tahan Banting!

Annisa ayu artanti • 02 Mei 2025 15:10
Jakarta: Grup Astra mengawali tahun 2025 dengan tantangan yang cukup berat. Dalam laporan keuangan kuartal I, laba bersih perseroan tercatat turun 7 persen menjadi Rp6,9 triliun, jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina.
 
Namun, di balik penurunan itu, Astra tetap menunjukkan kekuatan portofolionya yang tersebar di berbagai sektor industri.
 
“Laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya. Walaupun terdapat penurunan pada bisnis otomotif dan batu bara, hal tersebut sebagian diimbangi oleh kinerja yang solid dari bisnis lainnya. Hal ini menunjukkan resiliensi portofolio Astra yang terdiversifikasi,” kata Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra dalam keterangan tertulis, Jumat, 2 Mei 2025.

Pendapatan naik, kas juga tambah gemuk

Meski laba bersih menurun, pendapatan bersih konsolidasian Grup justru tumbuh 3 persen menjadi Rp83,4 triliun. Sementara itu, kas bersih Astra (tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan) melonjak dari Rp8 triliun menjadi Rp16,1 triliun per 31 Maret 2025.

Nilai aset bersih per saham juga meningkat 4 persen ke posisi Rp5.468, dibandingkan akhir tahun lalu.
 
Baca juga: Penjualan Mobil Astra Turun di Maret 2025, tapi Pangsa Pasar Masih Tertinggi!

Bisnis otomotif lesu, tapi pembiayaan menguat

Sektor otomotif yang selama ini menjadi andalan mengalami tekanan. Laba bersih divisi otomotif & mobilitas turun 4 perseb ke Rp2,7 triliun, akibat penurunan volume penjualan di tengah melemahnya pasar otomotif nasional.
 
Sebaliknya, sektor jasa keuangan justru tampil lebih baik. Laba bersihnya naik 3 persen menjadi Rp2,1 triliun, didorong oleh pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen.

Batu bara turun, emas dan alat berat jadi penopang

Divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi yang dikelola lewat PT United Tractors Tbk (UT) mengalami tekanan cukup besar. Laba bersihnya anjlok 30 persen menjadi Rp2 triliun, akibat pelemahan bisnis batu bara. 
 
Namun, kontribusi dari tambang emas dan penjualan alat berat membantu menahan penurunan lebih lanjut.

Agribisnis, infrastruktur, dan teknologi cemerlang

Beberapa lini bisnis Astra justru mencetak kinerja positif yaitu Agribisnis yang mencatatkan laba sebesar 20 persen menjadi Rp221 miliar, lewat PT Astra Agro Lestari Tbk.
 
Lalu, sektor infrastruktur juga meningkat 54 persen menjadi Rp260 miliar, berkat kenaikan volume dan tarif jalan tol. Astra kini mengoperasikan 396 km ruas tol di Trans-Jawa dan Jakarta.
 
Teknologi informasi pun tak terlewatkan melalui PT Astra Graphia Tbk, laba bersih naik 64 persen menjadi Rp36 miliar, ditopang pertumbuhan bisnis solusi teknologi.
 
Sedangkan untuk sektor properti mencatatkan kenaikan laba 4 persen ke Rp47 miliar, seiring meningkatnya okupansi di Menara Astra.

Astra siap hadapi sisa tahun 2025

Di tengah dinamika ekonomi yang masih fluktuatif, Astra tetap menjaga kehati-hatian. Portofolio yang terdiversifikasi, posisi kas yang kuat, serta fokus pada efisiensi, menjadi senjata utama perusahaan.
 
“Kami akan terus memantau perkembangan kondisi makroekonomi seraya tetap fokus menjaga disiplin keuangan dan operasional Grup,” tegas Djony.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan