Acara yang digelar oleh Blockchainity ini mengusung tema The Capital’s Crypto Conference, menghadirkan berbagai diskusi strategis bersama pelaku industri kripto di Indonesia.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU) turut ambil bagian sebagai sponsor sekaligus pembicara dalam sesi panel “The Crypto Narratives of 2026: What Retail Investors Should Watch Next.”
Dalam panel ini, hadir Andy dari Crypstocks, Jodi Kalim dari Ave.ai, serta Jonathan Hartono, Sr. Strategy & Business PINTU.
ETF, Stablecoin, hingga Tokenisasi RWA
Jonathan menjelaskan arah perkembangan industri kripto sudah mulai terlihat sejak tiga tahun terakhir.“Melihat narasi di crypto sebenarnya kita sudah mendapatkan banyak clue tiga tahun ke belakang ini, di mana beberapa infrastruktur dan regulasi sudah di-unlock, di antaranya, Exchange-Traded Fund (ETF), GENIUS Act atau narasi stablecoin, dan terakhir tokenisasi di Real-World Asset (RWA),” sebutnya dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu, 26 November 2025.
Tiga narasi ini diyakini akan membentuk fondasi besar perkembangan kripto lima hingga sepuluh tahun mendatang.
ETF Bitcoin membuka arus dana masif
Perkembangan besar datang dari persetujuan spot Bitcoin ETF di Amerika Serikat oleh SEC pada Januari 2024. Produk ini langsung menyedot aliran dana signifikan."Produk spot Bitcoin ETF Amerika Serikat (AS) resmi mendapat persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Januari 2024. Arus masuknya pada 7 Oktober 2025 menembus USD5,95 miliar atau sekitar hampir Rp100 triliun,” tuturnya.
ETF menjadi pintu masuk investor institusi dan retail yang lebih luas, sekaligus memperkuat legitimasi Bitcoin dalam ekosistem keuangan global.
GENIUS Act, era baru Stablecoin dan dominasi dolar
Narasi kedua datang dari pengesahan GENIUS Act, regulasi stablecoin yang ditandatangani Presiden AS Donald Trump pada Juli 2025. Regulasi ini bukan sekadar aturan, tetapi strategi geopolitik."GENIUS Act didorong oleh pemerintah AS untuk menaikkan dominasi mata uang dolar yang kemungkinan besar akan muncul infrastruktur dan protokol yang meng-unlock use case dari stablecoin dan bisa jadi mengubah industri finansial internasional dalam lima sampai 10 tahun ke depan. Entah dari cara saving atau melakukan spending, yang pasti kita harus ikut beradaptasi akan perubahan tersebut karena inovasi, kunci, dan dorongannya sudah ada,” jelasnya.
Tokenisasi Real-World Asset (RWA)
Jonathan melihat ada potensi besar juga dari sisi tokenisasi RWA yang di Indonesia baru dibuka oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Tokenisasi di RWA secara spesifik untuk pasar Indonesia juga menjadi hal yang menarik setelah OJK mulai membuka pembahasan untuk meregulasi.
"Early adopters sudah mulai bergerak dan melirik tokenisasi ini dan kita berharap ke depan sumber daya alam Indonesia yang sangat kaya ini bisa ditokenisasi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,” katanya.
Dikutip dari Pintu Academy, RWA adalah aset berwujud yang dapat dijadikan token dan berpotensi menjadi jaminan dalam Decentralized Finance (DeFi).
Contoh aset berwujud seperti obligasi, real estate, uang, hingga komoditas. Salah satu contoh penerapan RWA adalah tokenisasi aset yakni, sebuah proses yang membuat hak kepemilikan terhadap suatu aset dapat direpresentasikan sebagai token dan disimpan dalam blockchain.
Tokenisasi sendiri punya manfaat seperti, meningkatkan likuiditas dan aksesibilitas aset, mempermudah penentuan harga pasar, mengurangi biaya manajemen dan transaksi, dan prosesnya transparan.
“Tiga narasi ini mungkin belum terasa penuh dalam satu tahun, tapi dalam lima tahun kita akan melihat gambaran yang jauh lebih jelas. Kuncinya sudah terbuka, kita masih ada di fase early adopters, dan seiring waktu publik akan semakin mampu membaca ke mana arah industri bergerak. Meski begitu, para investor tetap perlu membekali diri dengan melakukan riset mandiri, mengedukasi diri, dan menerapkan manajemen risiko yang disiplin agar tetap aman dalam menghadapi dinamika pasar," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id