Ilustrasi. Foto: AFP.
Ilustrasi. Foto: AFP.

Uang Tunai Jadi Pilihan Utama Masyarakat Kelas Bawah, Masa Sih?

Despian Nurhidayat • 26 Januari 2023 14:30
Jakarta: Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, saat ini uang tunai masih menjadi pilihan utama masyarakat kelas bawah. Hal ini lantaran mereka belum fasih dalam menggunakan transaksi secara nontunai dan digitalisasi.
 
"Mereka memiliki keterbatasan pengetahuan tentang produk keuangan dan uang tunai masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi. Cashless transaction tentu perlu karena semakin lama kita perlu makin efisien dalam bertransaksi," ungkap Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023, Kamis, 26 Januari 2023.
 
"Tapi sekarang fakta dan realitas masyarakat di bawah sana masih belum fasih bertransaksi secara cashless dan itu butuh waktu," tambahnya.

Menurutnya, hal ini tentu menjadikan masyarakat kelas bawah membutuhkan layanan jasa keuangan yang dapat dipercaya. Kondisi inilah yang membuat perbankan untuk terus dapat melayani seluruh kalangan masyarakat, terutama untuk segmen mikro dan ultra mikro yang selama ini belum mampu terlayani di layanan jasa keuangan.
 
"Inilah yang dilakukan BRI. Meskipun pusatnya di Jakarta tapi kehadirannya dirasakan masyarakat sampai ke pelosok Indonesia," pungkas Sunarso.
 
Baca juga: Wow! Peredaran Uang di Indonesia Capai Rp8.525,5 Triliun

Suku bunga murah bukan penentu pertumbuhan kredit
 
Sunarso juga menegaskan, berdasarkan riset yang dilakukan BRI, suku bunga murah bukan menjadi faktor utama yang dapat memengaruhi pertumbuhan kredit. Pertumbuhan ekonomi dan kondisi likuiditas lah yang berpengaruh sangat penting dan besar terhadap pertumbuhan kredit dibandingkan penetapan suku bunga murah.
 
Selain itu, Sunarso menekankan bahwa variabel yang menentukan kredit sendiri ialah pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
 
"Jadi kalau menumbuhkan ekonomi, tumbuhkan lah kredit dan kredit akan tumbuh kalau konsumsi rumah tangga tumbuh dan daya beli masyarakat menguat. Ini hasil riset kok, kalau ada yang bantah silakan riset sendiri. Ini riset BRI menyatakan hasil seperti ini. Jadi kalau ada yang menyatakan justru kredit harus dimurahkan supaya tumbuh ya silakan. Itu kan kepercayaan. Kita percayanya ini," beber dia.
 
Lebih lanjut, Sunarso menambahkan jika nantinya ada kebijakan suku bunga kredit murah, pihaknya tentu akan menaati hal tersebut. Namun, hal itu perlu dibarengi dengan sumber dana yang murah dan operating cost yang efisien melalui penyaluran kredit secara digital.
 
"Tapi jangan harap dengan bunga kredit yang murah akan otomatis mendorong pertumbuhan kredit. Dua hal paling penting dalam pertumbuhan kredit adalah tingkat konsumsi rumah tangga dan penguatan daya beli masyarakat dan dua faktor inilah yang memberikan andil pada GDP growth. Maka perlu kita menjaga hal itu dalam merumuskan kebijakan," pungkas Sunarso.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan