Mengacu pada laporan keuangan perseroan, Rabu, 27 Juli 2022, disebutkan peningkatan laba tersebut memicu laba perseroan untuk tumbuh 12,6 persen dari Rp3,04 triliun pada semester I-2021 menjadi Rp3,42 triliun pada paruh pertama tahun ini. Penjualan bersih yang dibukukan ini terdiri dari penjualan untuk dalam negeri dan ekspor.
Masing-masing pos penjualan tersebut meningkat menjadi Rp20,59 triliun dan Rp864 miliar. Kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh pada semester ini masih menjadi kontributor penjualan perseroan. Tercatat, penjualan segmen ini mencapai Rp14,23 triliun atau naik 5,56 persen dari Rp13,48 triliun dari semester I-2022.
Seiring dengan peningkatan penjualan bersih, pos harga pokok penjualan juga meningkat dari Rp9,92 triliun menjadi Rp11,11 triliun. Sehingga laba kotor yang dibukukan naik tipis dari Rp10,24 triliun menjadi Rp10,34 triliun.
Baca: Konsultasi Publik Dorong APBN Lebih Kredibel dan Transparan |
Lalu untuk laba usaha perseroan mencatatkan kenaikan dari Rp4,03 triliun menjadi Rp4,48 triliun. Hal itu terjadi meski beban pemasaran dan penjualan meningkat dari Rp4,21 triliun menjadi Rp4,32 triliun. Perseroan mampu menekan beban umum dan administrasi dari Rp1,99 triliun menjadi Rp1,54 triliun.
Unilever juga mencatat penghasilan lain-lain dari Rp710 juta menjadi Rp5,87 miliar. Pada semester I-2022, laba per saham dasar Unilever Indonesia sebesar Rp90, meningkat dari semester I-2022 Rp80.
Hingga 30 Juni 2022 total aset perseroan sebesar Rp22,14 triliun, meningkat dari posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp19,06 triliun. Dengan rincian, total ekuitas sebesar Rp4,56 triliun dan total liabilitas Rp17,57 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News