"Kredit restrukturisasi covid-19 pada Oktober 2023 turun Rp15,83 triliun dari bulan sebelumnya, dengan jumlah nasabah 1,22 juta atau turun 100 ribu nasabah dari 1,32 juta nasabah pada September 2023," kata Dian dalam konferensi pers Hasil Rapat DK OJK November 2023 yang dipantau di Jakarta, Senin, 4 Desember 2023.
Penurunan jumlah kredit restrukturisasi covid-19 berdampak positif pada rasio Loan at Risk (LAR) yang turun dari 12,07 persen pada September 2023 menjadi 11,81 persen pada Oktober 2023.
Adapun nilai kredit restrukturisasi covid-19 yang berasal dari industri dan daerah yang masih memerlukan tambahan periode restrukturisasi sampai 31 Maret 2024, mencapai 43,39 persen dari total kredit restrukturisasi, yakni sebesar Rp130,7 triliun.
Baca juga: Wow! Bank-bank di Indonesia Salurkan Kredit Nyaris Rp7.000 Triliun |
Penyaluran kredit perbankan tumbuh 8,99%
Sampai Oktober 2023, perbankan tercatat menyalurkan kredit senilai Rp6.902,98 triliun atau tumbuh 8,99 persen secara tahunan.
Kualitas kredit tetap terjaga pada dengan rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) bersih sebesar 0,77 persen sementara tingkat NPL gross sebesar 2,42 persen.
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, OJK juga terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit, termasuk kepada UMKM dan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Bank dinilai perlu mengembangkan strategi bisnis yang responsif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat serta menetapkan suku bunga kredit yang kompetitif.
"Bank hendaknya tetap melakukan asesmen risiko dan kelayakan debitur secara komprehensif, antara lain dengan mempertimbangkan prospek usaha debitur dan tidak hanya didasarkan pada kecukupan agunan. Dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko secara memadai, ini dapat memberikan tingkat risiko terukur dan terjaga," kata Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News