BTN. Foto : MI.
BTN. Foto : MI.

Lima Strategi BTN Kuasai Pasar KPR se-Asia Tenggara

Husen Miftahudin • 09 Februari 2021 13:13
Jakarta: PT Bank Tabungan Negara (BTN) tengah membidik untuk menjadi bank pembiayaan perumahan terbaik (best mortgage) di kawasan Asia Tenggara pada 2025 mendatang. Apalagi target ini sudah didukung dengan fundamental perusahaan yang semakin kokoh yang dicapai di 2020.
 
"2021 dengan fundamental yang semakin kokoh yang sudah kita perbaiki sepanjang 2020, maka tahun depan kami telah mencanangkan dan telah memiliki visi untuk bertransformasi menjadi the best mortgage bank in South East Asia in 2025 di mana kita memiliki lima aspirasi utama," ungkap Plt Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu dalam acara HUT BTN ke-71 secara virtual, Selasa, 9 Februari 2021.
 
Strategi pertama, BTN akan fokus meningkatkan low cost funding sebesar dua kali lipat menjadi Rp270 triliun. Kedua, mendorong keterjangkauan akses perumahan bagi lebih dari enam juta masyarakat Indonesia.

Ketiga, membangun one stop shop financial solution untuk bisnis terkait perumahan. Keempat, menjadi inovator digital dan hub of Indonesian best talent. Kelima, membangun portofolio berkualitas tinggi dan menurunkan rasio kredit macet.
 
"Dengan momentum ulang tahun ini, kami juga memiliki harapan yang besar untuk seluruh insan BTN sambil kita tetap menerapkan budaya baru, yaitu budaya Akhlak. Kita terus dorong untuk bertransformasi menuju the best mortgage bank in South Asia in 2025," tegas Nixon.
 
Di sepanjang 2020, BTN berhasil mencetak laba bersih sebanyak Rp1,61 triliun. Angka tersebut naik fantastis sebesar 671 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya meraup sebesar Rp209 triliun.
 
Dari segi aset, terjadi kenaikan menjadi senilai Rp362,23 triliun. Angka ini naik 16,2 persen dari posisi tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan aset sebanyak Rp311,77 triliun.
 
Adapun penyaluran kredit BTN mampu mencatatkan kenaikan 1,7 persen menjadi sebesar Rp260,12 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh kredit konsumer yang tumbuh 3,2 persen, sedangkan kredit komersial terkontraksi minus 9,6 persen. Kredit konsumer yang paling menarik adalah KPR subsidi yang masih tumbuh sebesar 7,7 persen.
 
Kemudian dari sisi kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat naik sebesar 23,8 persen (yoy) menjadi Rp279,13 triliun. Sementara itu, perolehan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) tercatat naik 0,4 persen (yoy) menjadi Rp2,08 triliun.
 
Kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perusahaan tercatat di level 4,24 persen akhir 2020 lalu dengan tingkat coverage ratio mencapai 117,30 persen. Sedangkan Net Interest Margin (NIM) sedikit turun menjadi 3,07 persen dari posisi 3,32 persen di tahun sebelumnya.
 
"Net Interest Margin memang turun karena adanya downgrade akhir tahun 2019 masih di bawah dari angka yang sebenarnya. Tapi kami yakin dengan penurunan Cost of Fund mudah-mudahan NIM di tahun 2021 akan lebih baik lagi," pungkas Nixon.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan