Direktur BCA Haryanto T Budiman mengatakan pengembangan bisnis segmen ini menjadi fokus karena pengumpulan dana kelolaan makin membesar. Namun, pihaknya tetap tidak akan meninggalkan model bisnis payment bank yang selama ini menjadi kekuatan perseroan.
"Kedepannya kami mulai bertransformasi, kami tetap jadi payment bank tetapi kami juga masuk melayani nasabah-nasabah kami karena kebutuhan mereka bukan hanya transaksi, melainkan juga pelayanan investasi dan proteksi," kata Haryanto, dalam Road to BCA Wealth Summit 2022, dilansir dari Antara, Selasa, 6 September 2022.
Dalam merealisasikan model bisnis baru ini, pihaknya akan fokus berinvestasi pada aplikasi wealth management, yakni Welma. "Kami akan investasi di Welma untuk perbaiki fitur-fiturnya supaya lebih baik lagi dan lebih murah lagi bagi nasabah kami untuk investasi," kata Haryanto.
Baca: Tarif GoCar Bakal Naik Imbas Penyesuaian Harga BBM |
Haryanto menjelaskan bahwa transaksi investasi melalui aplikasi itu menunjukkan tren positif dengan jumlah pengunduh mencapai lebih dari 475.000 downloader, dengan nominal transaksi mencapai dari Rp50 triliun sejak peluncuran akhir 2019.
Ia mengatakan kinerja dana kelolaan perseroan juga tumbuh positif hingga semester I-2022, terlihat dari Asset Under Management (AUM) produk reksa dana dan obligasi yang tumbuh mencapai 54 persen secara tahunan (yoy) dengan total nilai mencapai Rp110 triliun.
"Jadi, dari payment bank kami juga ingin menjadi yang melayani bisnis dari pada wealth manajemen karena itu memiliki nasabah base, customer base yang prima, yang mungkin sulit dibandingkan dengan bank-bank lain dari berbagai sektor," pungkas Haryanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News