Mata uang Garuda pada Kamis pagi dibuka menurun 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.965 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.932 per USD.
"Di tengah pelemahan data-data ekonomi AS, bisa jadi muncul kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global," kata Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra, dilansir Antara, Kamis, 6 April 2023.
Ia menyebutkan sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat negatif pagi ini. Kebanyakan indeks saham Asia pun bergerak melemah.
Baca juga: Semakin Dekat Lebaran, Harga Emas Makin Kinclong |
Dolar AS menguat
Sementara itu, dolar AS terlihat menguat terhadap nilai tukar lainnya pagi ini. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS naik 0,13 persen ke level 101,98.Kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global bisa mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dolar AS.
Kendati demikian, Ariston menilai data survei aktivitas manufaktur dan sektor jasa Tiongkok pada Maret 2023 yang akan dirilis pagi ini bisa menjadi pertimbangan pasar untuk masuk ke aset berisiko, lantaran Tiongkok masih dianggap salah satu motor penggerak ekonomi dunia.
"Kalau hasilnya membaik, ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS," ungkapnya.
Ia pun memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak melemah terhadap dolar AS ke kisaran Rp15 ribu per USD, dengan potensi penguatan ke kisaran Rp14.900 per USD.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News