Ilustrasi laba bersih PT Barito Pacific. Foto : MI/Susanto.
Ilustrasi laba bersih PT Barito Pacific. Foto : MI/Susanto.

Barito Pacific Raup Laba Rp1,37 Triliun di Semester I-2021

Husen Miftahudin • 06 Agustus 2021 15:54
Jakarta: PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan pendapatan bersih konsolidasian sebesar USD1,55 miliar atau setara Rp22,23 triliun (kurs Jisdor Rp14.342 per USD) per 30 Juni 2021. Angka tersebut naik 40,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,1 miliar (Rp15,7 triliun).
 
Pada semester I-2021, Barito Pacific membukukan laba bersih periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD95,49 juta (Rp1,37 triliun). Laba bersih tersebut berbalik dari sebelumnya rugi bersih USD14,53 juta (Rp208,39 miliar) pada semester I-2020.
 
Sementara itu, beban pokok pendapatan BRPT naik menjadi USD1,06 miliar (Rp15,2 triliun) dari sebelumnya USD902 juta (Rp12,93 triliun). Namun laba kotornya juga mengalami kenaikan menjadi USD496,27 juta (Rp7,1 triliun) pada akhir Juni 2021 dari USD201,79 juta (Rp2,89 triliun) di Juni 2020.

"Hasil keuangan semester I-2021 kami mencerminkan kelanjutan dari awal yang kuat oleh anak perusahaan petrokimia kami, Chandra Asri, dengan margin produk yang sehat sepanjang paruh pertama tahun ini serta kontribusi yang stabil dari anak perusahaan panas bumi kami yakni, Star Energy," ucap Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu dalam siaran persnya, Jumat, 6 Agustus 2021.
 
Agus menuturkan bahwa di tengah tantangan pandemi covid-19 yang masih berlanjut, perseroan tetap fokus pada kelangsungan operasional, ketahanan bisnis, dan prinsip kehati-hatian keuangan di kedua bisnis perusahaan.
 
"Kami tetap optimistis dengan berhati-hati pada paruh kedua tahun ini dengan aktivitas industri yang terus meningkat meskipun terjadi pembatasan di sejumlah wilayah yang sulit untuk diprediksi dan tidak bisa terhindarkan. Fokus kami akan tetap pada keunggulan operasional dan keberlanjutan bisnis, dimana keduanya merupakan aspek yang dapat kami kendalikan," tegasnya.
 
Sementara itu, ia melihat kinerja yang sangat baik dari bisnis panas bumi, Star Energy, yang terus memberikan tingkat pendapatan dan EBITDA yang stabil dan secara signifikan meningkatkan green footprint dan sustainability credentials.
 
"Ketiga aset milik ketiga pabrik Star Energy yaitu Wayang Windu, Salak, dan Darajat tetap dapat mempertahankan kapasitas operasional yang maksimum di periode semester I-2021," urai dia.
 
Secara konsolidasi, perseroan menghasilkan marjin EBITDA sebesar 31,5 persen dan mempertahankan posisi neraca yang kuat dengan rasio utang bersih atau EBITDA sebesar 2,2 kali.
 
Mengenai kompleks petrokimia kedua, Agus menyambut gembira upaya Chandra Asri (CAP) yang telah menyelesaikan dan memilih Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang unggulan PTT Public Company Limited (PTT) sebagai investor strategis. Investor strategis tersebut akan menjadi mitra baru CAP melalui Penawaran Umum Terbatas yang telah diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
"Sebagai pemegang saham utama CAP, Barito Pacific mendukung penuh aksi korporasi ini. Kami berharap dapat bekerja sama untuk mewujudkan kompleks petrokimia kedua dan menciptakan dampak yang melampaui hasil untuk membangun nilai berkelanjutan bagi manusia, bisnis, dan komunitas di dalam dan di luar Indonesia," pungkas Agus.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan