Mengutip Bloomberg, Rabu, 22 September 2021, rupiah dibuka pada level Rp14.237 per USD, menguat 5 poin atau 0,04 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di posisi Rp14.242 per USD.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, rentang gerak rupiah berada di kisaran Rp14.236-Rp14.255 per USD. Sementara year to date (ytd) return terpantau sebesar 1,33 persen.
Sementara itu, dolar AS sedikit melemah dari level tertinggi hampir satu bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal ini karena pasar global agak menguat sehari setelah penghindaran risiko yang didominasi oleh ketidakpastian solvabilitas Evergrande. Sementara itu, investor juga menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve.
Melansir Antara, Rabu, 22 September 2021, investor menantikan pengumuman kebijakan Fed untuk tanda-tanda kapan bank sentral akan mulai mengurangi program pembelian obligasi besar-besaran.
"Pasar mencoba untuk memahami apakah perubahan arah pada Selasa ini akan berlangsung, dan jika kita memiliki peningkatan selera risiko yang berkelanjutan, dolar akan mundur lebih banyak lagi," kata analis pasar senior di Oanda, Edward Moya.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,019 persen setelah mencapai level tertinggi 93,455 pada Senin pekan ini, sementara euro melemah 0,01 persen menjadi 1,1724 dolar.
Yuan Tiongkok di luar negeri melemah terhadap greenback menjadi 6,4817 per dolar. Yen Jepang menguat 0,13 persen versus greenback, menjadi 109,23 per dolar, sementara pounsterling terakhir diperdagangkan di 1,3658 dolar, menguat 0,01 persen.
Dolar Kanada siap untuk menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut terhadap greenback, setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau terpilih kembali memegang masa jabatan ketiga, tetapi gagal memenangkan mayoritas dalam pemilihan parlemen. Dolar Kanada naik 0,06 persen terhadap greenback di 1,28 per dolar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News