Manajemen Hotel Fitra International saat paparan publik. Foto: Medcom.id.
Manajemen Hotel Fitra International saat paparan publik. Foto: Medcom.id.

Emiten Hotel FITT Prediksi Pendapatan Rp6 Miliar hingga Akhir Tahun

Ade Hapsari Lestarini • 30 Agustus 2021 17:33
Jakarta: Perusahaan pengelola Hotel Fitra Majalengka, PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) memprediksi bisa meraup pendapatan mencapai Rp6 miliar hingga akhir tahun. Serta mampu mengurangi kerugian sekitar Rp7 miliar.
 
Direktur Keuangan FITT Sukino mengatakan, pada tahun lalu, pendapatan usaha tercatat sebesar Rp5,3 miliar, dibandingkan 2019 sebesar Rp9,4 miliar. Sementara rugi usaha tercatat sebesar Rp8,5 miliar dari 2019 yang juga negatif Rp6,1 miliar.
 
"Hingga kuartal I-2021 atau Maret 2021, Hotel Fitra membukukan pendapatan sebesar Rp1,56 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,85 miliar. Sementara itu, perusahaan mencatat rugi bersih Rp1,90 miliar dari Maret 2020 yang juga rugi bersih Rp1,94 miliar," jelas dia, saat paparan publik, Senin, 30 Agustus 2021.

Dia mengungkapkan, pada periode Maret lalu, aset Hotel Fitra mencapai Rp59,92 miliar, dari posisi Desember 2020 sebesar Rp61,59 miliar. Total kewajiban Rp32,63 miliar, dengan ekuitas Rp27,29 miliar, sehingga tingkat rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebesar 1,19 kali.
 
Sukino menambahkan, terkait dengan utang, perseroan saat ini berusaha meminta relaksasi dan restrukturisasi pinjaman pada kreditur yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Lantaran pandemi covid-19 tidak mereda pada 2020, perseroan pun telah meminta penundaan pembayaran utang supplier kepada kontraktor hingga akhir 2021.
 
Di sisi lain, anak usaha perseroan, PT Fitra Amanah Wisata, saat ini juga belum bisa beroperasi, karena ketatnya perizinan dan adanya moratorium izin travel umrah haji di Kementerian Agama.
 
Direktur Utama FITT Joni Rizal menjelaskan, mengacu pada data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), terdapat lebih dari 1.000 hotel dan restoran yang menghentikan aktivitasnya secara total pada awal-awal pandemi dan diprediksi pemulihan akan terjadi pada 2022. Namun dengan catatan, pemerintah melakukan penanganan pandemi secara tepat sesuai dengan arahan dari WHO.
 
"Merebaknya wabah virus korona telah memberikan pukulan yang sangat berat terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Pukulan keras ini dialami oleh berbagai bidang industri, termasuk industri pariwisata yang merupakan industri andalan utama sektor perhotelan," tambah Joni.
 
Dia menuturkan, perseroan tetap optimistis, kondisi bisnis segera pulih seiring dengan program vaksinasi yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak Januari 2021, yang saat ini sudah menjangkau lebih dari 12 juta penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh provinsi, dan sudah mempersiapkan 40 juta paket vaksin berikutnya.
 
"Perlahan tapi pasti, ini akan menghasilkan kebijakan pelonggaran pembatasan sosial oleh Pemerintah. Dengan demikian pergerakan masyarakat akan mulai terjadi, baik pergerakan karena kebutuhan perjalanan dinas maupun rekreasi, juga destinasi wisata yang akan mulai dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan