"Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup menguat 26 poin walaupun sebelumnya sempat menguat 35 poin di level Rp14.299 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.326 per USD," ungkap Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi, dalam analisis hariannya, Selasa, 15 Februari 2022.
Adapun Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal IV-2021 mencapai USD415,1 miliar atau turun dari posisi kuartal sebelumnya yang sebesar USD424 miliar. Penurunan disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral serta sektor swasta.
Secara tahunan, posisi ULN kuartal keempat 2021 terkontraksi 0,4 persen (yoy) setelah tumbuh 3,8 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Untuk ULN pemerintah tercatat sebesar USD200,2 miliar atau turun dari posisi kuartal sebelumnya sebesar USD205,5 miliar, terkontraksi tiga persen (yoy) setelah tumbuh 4,1 persen (yoy) pada kuartal III-2021. Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di kuartal IV-2021.
Di sisi lain, Indonesia mengalami surplus neraca dagang sebesar USD930 juta pada Januari 2022. Dengan demikian, RI mencatatkan surplus selama 21 bulan secara berturut-turut.
Meski surplus, angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan Desember 2021 yang sebesar USD1,02 miliar. Surplus neraca dagang tersebut sendiri berasal dari selisih nilai ekspor yang mencapai USD19,16 miliar atau naik 35,31 persen dan impor senilai USD18,23 miliar atau naik 36,77 persen pada Januari 2022.
Rupiah terpengaruh Ukraina dan Rusia
Dari faktor global, Ibrahim memandang pergerakan nilai tukar rupiah terpengaruh oleh kondisi geopolitik antara Ukraina dan Rusia. Ketegangan kedua negara itu berdampak signifikan terhadap pasar keuangan global.Sementara itu, pejabat Federal Reserve AS terus berdebat tentang seberapa agresif untuk memulai kenaikan suku bunga yang akan datang pada pertemuan Maret 2022. Presiden Fed St Louis James Bullard yang menyerukan kenaikan besar 50 basis poin pada minggu sebelumnya, mengulangi seruan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat pada hari Senin.
Namun, rekan Bullard lebih berhati-hati dalam pernyataan mereka, dan The Fed juga akan merilis risalah dari pertemuan terbaru pada Rabu besok. Di sisi lain, Reserve Bank of Australia merilis risalah dari pertemuannya sendiri pada hari sebelumnya.
"Ketegangan di Ukraina dan prospek yang lebih agresif untuk suku bunga dana Fed keduanya mendukung dolar dalam waktu dekat," terang Ibrahim.
Di Asia Pasifik, data yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang tumbuh 1,3 persen (qtq) dan 5,4 persen (yoy) pada kuartal keempat 2021.
"Meskipun penurunan jumlah kasus covid-19 di negara itu membantu meningkatkan konsumsi, kenaikan biaya bahan baku dan lonjakan infeksi varian Omicron baru mengaburkan pandangan," papar Ibrahim.
Adapun mengutip data Bloomberg pada penutupan perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap USD menguat ke level Rp14.299 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 26,5 poin atau setara 0,19 persen dari posisi Rp14.326 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah juga berada di zona hijau pada posisi Rp14.300 per USD. Rupiah menguat sebanyak 35 poin atau setara 0,24 persen dari Rp14.335 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan di level Rp14.292 per USD atau naik 46 poin dari nilai tukar rupiah pada perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp14.338 per USD.
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.270 per USD sampai Rp14.300 per USD," pungkas Ibrahim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News