Untuk data sepekan ini, rata-rata frekuensi harian mengalami perubahan sebanyak 0,41 persen menjadi 712.986 ribu kali transaksi dari pekan lalu sebesar 715.901 ribu kali transaksi. Kemudian data rata-rata volume sepekan mengalami perubahan sebanyak 11,50 persen menjadi sebesar 11,255 miliar saham dari 12,718 miliar pada pekan sebelumnya.
"Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami peningkatan sebanyak 1,45 persen menjadi Rp8,810 triliun dari Rp8,684 triliun sepekan yang lalu," kata Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan BEI I Gusti Agung Alit Nityaryana, dalam keterangan resminya, Sabtu, 12 September 2020.
Selain itu, kapitalisasi pasar bursa selama sepekan turut mengalami perubahan sebanyak 4,17 persen menjadi Rp5.827,724 triliun dari Rp6.081,396 triliun pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berubah sebanyak 4,26 persen pada level 5.016,712 dari level 5.239,851 pada pekan yang lalu.
"Investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,263 triliun, sedangkan sepanjang 2020 mencatatkan jual bersih sebesar Rp35,833 triliun," tuturnya.
Selain itu, selama periode 7-11 September, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali diramaikan dengan tujuh pencatatan saham dan 11 obligasi perusahaan dalam sepekan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak mengurungkan niat perusahaan untuk mencari sumber pendanaan di pasar modal Indonesia.
Total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat sepanjang 2020 adalah 76 emisi dari 52 emiten senilai Rp59,38 triliun. Dengan keseluruhan pencatatan pada pekan ini maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 462 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp437,73 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 127 emiten.
"Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 109 seri dengan nilai nominal Rp3.344,69 triliun dan USD400 juta. EBA sebanyak 10 emisi senilai Rp7,59 triliun," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News