Tak seperti pergerakan kemarin yang ditutup menguat, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan, setelah rilis neraca perdagangan Indonesia yang surplus USD5,75 miliar, belum ada lagi data ekonomi yang menunjang gerak IHSG.
Justru investor tengah mencermati data tenaga kerja dan retail AS yang baru saja diumumkan. Data pengangguran AS menurun dari 222 ribu bulan lalu menjadi 213 ribu. Sedangkan data retail AS menunjukan penurunan dari 10,28 persen bulan lalu menjadi 9,1 persen.
"IHSG diprediksi melemah. Dari dalam negeri akan minim sentimen sehingga pergerakan akan cenderung terbatas," kata Dennies dalam riset harian, Jumat, 16 September 2022.
Baca juga: Inflasi AS Masih Mendidih, The Fed Lanjutkan Pengetatan Kebijakan Moneter Agresif |
Pada perdagangan hari ini IHSG akan bergerak di level support 7.257-7.281 dan resistance 7.353-7.401.
Sementara itu mengacu bursa AS yang kerap menjadi patokan pergerakan indeks, ditutup di zona merah. Dow Jones ditutup melemah 0,56 persen, NASDAQ ditutup melemah 1,43 persen, dan S&P 500 ditutup melemah 1,13 persen.
Wall Street berakhir melemah tajam pada Kamis setelah serangkaian data ekonomi dianggap akan gagal mengubah arah pengetatan agresif yang diharapkan oleh Federal Reserve.
Harga saham bank yang sensitif terhadap suku bunga membantu melunakkan penurunan indeks blue-chip Dow Jones.
"Kondisi pasar makin bearish setelah Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan perlambatan ekonomi global yang akan datang," ucapnya.
Adapun, FedWatch CME memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 bps pada pekan depan, sementara ada peluang kenaikan mencapai 100 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News