Ilustrasi Rupiah. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Ilustrasi Rupiah. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin.

Rupiah Pagi Ini Stabil di Rp15.003

Husen Miftahudin • 21 Juni 2023 09:46
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini stabil.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 21 Juni 2023, rupiah dibuka di level Rp15.003 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik tipis 1,5 poin atau setara 0,01 persen dari Rp15.004 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah berada di level Rp15.004 per USD, turun 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp14.994 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini kemungkinan besar akan kembali berada di zona merah.
 
"Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.980 per USD hingga Rp15.060 per USD," jelas Ibrahim dalam analisis hariannya.
 

Tertekan pemangkasan suku bunga bank sentral Tiongkok


Di sisi lain, lanjutnya, dolar AS naik terhadap mata uang lainnya, yang dianggap sebagai safe haven. Permintaan (dolar AS naik) karena penurunan suku bunga oleh bank sentral Tiongkok gagal meredakan kekhawatiran investor atas perlambatan pertumbuhan ekonomi.
 
Bank sentral Tiongkok, People's Bank of China, memangkas suku bunga acuan pinjaman sebesar 10 basis poin pada Selasa pagi. Ini menjadi sebuah langkah yang telah ditelegramkan secara luas saat Beijing berjuang untuk menopang pemulihan ekonomi yang melambat.
 
"Namun, ukuran penurunan suku bunga ini mengecewakan beberapa orang yang khawatir hal ini tidak akan cukup untuk menopang kepercayaan, dengan sektor properti Tiongkok yang sangat terpukul dengan para pedagang mencari paket stimulus yang lebih luas dari otoritas Tiongkok tetapi menerima kurangnya langkah konkret dari rapat kabinet pada Jumat," ungkap dia.
 
Baca juga: Dolar AS Perkasa terhadap 6 Mata Uang Utama

Menanti siklus kenaikan suku bunga Fed


Adapun, para pelaku pasar keuangan juga terus mengantisipasi menjelang kesaksian yang akan datang oleh Ketua Federal Reserve Jerome Powell di depan Kongres, mulai Rabu.
 
Federal Reserve AS menghentikan siklus kenaikan suku bunga selama setahun terakhir pada minggu lalu, untuk menilai dampaknya terhadap inflasi dan prospek ekonomi negara. Namun di lain, bank sentral AS tersebut juga mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut ke depan.
 
Pedagang melihat kesaksian Powell, kepada Komite Layanan Keuangan DPR dan Komite Perbankan Senat, sebagai isyarat tentang kebijakan moneter AS di tengah kehati-hatian atas kemungkinan sinyal kenaikan suku bunga pada Juli 2023.
 
"Data ekonomi AS yang akan dirilis Selasa mencakup pembangunan perumahan dan izin bangunan untuk Mei. Sementara anggota FOMC James Bullard juga dijadwalkan untuk berbicara," jelas Ibrahim.
 
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan