Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan per 25 Juni 2021 sudah ada 24 pencatatan saham dan obligasi, serta instrumen lainnya yang tercatat bursa. Sedangkan di pipeline terdapat 30 rencana pencatatan.
"Kalau pipeline kita dan realisasi kita jumlahkan itu totalnya 54. Artinya apa? 82 persen, target kita yang kita rencanakan sampai dengan akhir tahun 66 (semua efek)," sebut Nyoman dalam konferensi pers virtual, Selasa, 29 Juni 2021.
Nyoman menjelaskan tahun ini bursa menargetkan 66 efek baru yang tercatat, termasuk di dalamnya pencatatan saham, obligasi, ETF, EBA, EBA ETF, DINFRA, DIRE, dan DIRE Syariah. Sementara untuk IPO saham saja, bursa menargetkan 54 perusahaan tercatat.
Waktu yang tersisa enam bulan kedepan diyakini Nyoman bisa menjadi peluang untuk mengejar target tersebut. Apalagi dikatakannya besok akan ada dua pencatatan baru yang akan berlangsung.
"Tentunyanya ada periode windows yang masih ada setengah tahun untuk bisa dapat kita kejar ketertinggalannya 18 persen," ucapnya.
Berdasarkan data EY Global IPO Trend Report, BEI masih masuk ke dalam daftar sepuluh besar bursa dengan aktivitas pencatatan saham tertinggi di dunia selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2018 hingga 2020. Tahun lalu, BEI mampu mencatatkan 51 perusahaan tercatat baru dan merupakan yang tertinggi di antara bursa lainnya di ASEAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News