baca juga:
Pasar Obligasi Semakin Dilirik Usai Pemilu |
Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan narasi pemangkasan suku bunga The Fed pada semester II-2024 berpotensi menurunkan imbal hasil obligasi AS atau yield US Treasury dan mendongkrak harga obligasi.
Dia menuturkan yield US Treasury tenor 10 tahun saat ini berada di level 4,23 persen, lebih rendah dari puncaknya di 2023 sebesar lima persen yang menjadi level tertinggi sejak krisis subprime mortgage di 2007.
"Penurunan yield US Treasury tersebut turut berdampak positif bagi kenaikan harga obligasi domestik. Alhasil, investor dapat memanfaatkan potensi kenaikan harga obligasi tersebut di pasar sekunder," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.
Dia menuturkan, saat ini 25 jenis obligasi pemerintah, termasuk FR0077 cukup aman karena dijamin oleh pemerintah. Obligasi FR 0077 memberikan tingkat kupon 8,125 persen merupakan obligasi dengan kupon tertinggi di aplikasi Ajaib.
"Fitur FR0077 dengan tingkat kupon 8,125 persen dan FR0080 dengan tingkat kupon 7,5 persen jauh lebih tinggi dibanding inflasi Desember 2023 yaitu 2,61 persen," jelas dia.
Obligasi pilihan menarik setelah Pemilu
Sementara itu, ekonom Senior PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Emil Muhamad menyatakan, pelaku pasar mulai mengalihkan perhatian ke pasar obligasi setelah ketidakpastian pemilihan umum (pemilu) berkurang. Selain itu, lanjutnya, proyeksi penurunan suku bunga acuan akan memberikan sentimen positif dari domestik untuk pasar obligasi pada tahun ini."Kami meyakini 2024 akan menjadi tahun penurunan suku bunga yang akan berdampak pada kenaikan attractiveness dan potensi kenaikan pasar obligasi. Meski hal itu masih belum akan terlihat di kuartal I-2024, karena The Fed diperkirakan baru akan memulai pemangkasan suku bunganya pada Juli," ujar Emil. .
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News