Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/SUSANTO

Rupiah Perdagangan Pagi Dibuka Perkasa

Angga Bratadharma • 21 Desember 2021 09:46
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Selasa pagi terpantau menguat ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di posisi Rp14.402 per USD. Mata uang Garuda mampu menggilas mata uang Paman Sam di tengah keputusan The Fed mempercepat pengurangan pembelian aset.
 
Mengutip Bloomberg, Selasa, 21 Desember 2021, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke posisi Rp14.385 per USD. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp14.383 hingga Rp14.391 per USD. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp14.340 per USD.

The Fed kurangi pembelian aset

Sementara itu, Federal Reserve AS mengumumkan pengurangan dari program pembelian aset bank sentral lebih cepat yang dimulai pada Januari di tengah meningkatnya inflasi. Upaya tersebut diharapkan bisa menjaga stabilitas perekonomian dan mengendalikan tingkat inflasi di masa mendatang.
 
"Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan terkait dengan pandemi dan pembukaan kembali ekonomi terus berkontribusi pada peningkatan inflasi," kata pernyataan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan Fed, setelah pertemuan kebijakan dua hari.
 
Mengingat perkembangan inflasi dan peningkatan lebih lanjut di pasar tenaga kerja, komite memutuskan untuk mengurangi laju bulanan pembelian aset bersih sebesar USD20 miliar untuk sekuritas obligasi pemerintah dan USD10 miliar untuk sekuritas yang didukung hipotek agensi, dimulai dengan jadwal pembelian pertengahan Januari.
 
"Komite menilai pengurangan serupa dalam laju pembelian aset bersih kemungkinan akan sesuai setiap bulan. Kendati demikian, siap untuk menyesuaikan laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi," kata pernyataan itu.

The Fed di awal November setuju mengurangi program pembelian aset bulanan USD120 miliar sebesar USD15 miliar. Pengumuman itu menempatkan bank sentral AS di jalur untuk mengakhiri pembelian aset pada Maret, atau lebih awal dari yang diperkirakan pada Juni.
 
"Kami secara bertahap menghentikan pembelian kami lebih cepat karena dengan tekanan inflasi yang meningkat dan pasar tenaga kerja yang menguat dengan cepat, ekonomi tidak lagi membutuhkan peningkatan jumlah dukungan kebijakan," pungkas Ketua Fed Jerome Powell.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan