Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan pun tumbuh sebesar 8,1 persen (yoy) menjadi Rp57,9 triliun. Margin EBITDA dan margin laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi masing-masing 54,6 persen dan 17,8 persen per kuartal III-2021.
"Pencapaian ini merupakan output dari komitmen dan konsistensi langkah transformasi Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital yang mulai berbuah manis. Layanan fixed broadband IndiHome menjadi motor pertumbuhan kinerja perseroan, disusul dengan digital bisnis Telkomsel menguat dari waktu ke waktu," ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah melalui keterangan tertulis, Rabu, 24 November 2021.
Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan kuartal III-2021 sebesar Rp65,12 triliun dengan pertumbuhan laba bersih 7,8 persen (yoy). Pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp50,5 triliun atau tumbuh 6,0 persen (yoy) dengan kontribusi terhadap total pendapatan meningkat dari 73,2 persen pada kuartal III-2020 menjadi 77,5 persen pada periode yang sama tahun ini.
Pada segmen consumer, pendapatan IndiHome tumbuh 21,9 persen (yoy) menjadi Rp19,6 triliun dengan EBITDA margin IndiHome yang meningkat menjadi 50,0 persen pada akhir kuartal III-2021. Hal ini didorong penambahan 450 ribu pelanggan baru sehingga total pelanggan IndiHome pada akhir September 2021 mencapai 8,47 juta atau tumbuh 9,2 persen (yoy).
Hingga September 2021, segmen enterprise juga mencatat kinerja yang kian membaik dengan pendapatan Rp13,8 triliun atau tumbuh 20,5 persen (yoy) di mana layanan IT dan solusi konektivitas untuk korporasi masih menjadi kontributor terbesar. Sementara itu, segmen Wholesale dan International mencatat pendapatan Rp10,5 triliun atau tumbuh 2,6 persen (yoy) dikarenakan pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi, data center, dan A2P services.
Dari bisnis menara telekomunikasi, Mitratel selaku anak usaha Telkom baru saja melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021 dengan kode MTEL.
Mitratel berhasil meraup dana hingga Rp18,8 triliun dari aksi korporasi ini, di mana 90 persen di antaranya aja digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun inorganik, sejalan dengan strategi perusahaan. Sementara 10 persen sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan perseroan lainnya.
"IPO Mitratel menjadi satu milestone penting bagi TelkomGroup dalam memantapkan langkah sebagai digital telco. Hal ini juga menjadi pemacu semangat kami untuk menyiapkan milestone berikutnya, yaitu unlock value bisnis data center. Kami tengah mengkaji opsi terbaik demi value creation yang optimal agar nantinya dapat memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan ekosistem digital," pungkas Ririek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News