Bukan market yang jahat, tapi emosi yang nggak terjaga
Sudah capek-capek riset, baca laporan keuangan, analisis teknikal, sampai begadang mantau candlestick.Tapi begitu saham turun sedikit, langsung cut loss. Atau sebaliknya, udah untung lumayan tapi nggak juga dijual karena nunggu "kayaknya bisa naik lagi deh" dan malah nyangkut. Kalau kamu merasa relate, tenang. Kamu nggak sendiri.
Kenyataannya, banyak investor rontok bukan karena market yang kejam, tapi karena emosi dan ego pribadi. Risiko terbesar dalam dunia investasi bukan cuma soal krisis ekonomi atau harga komoditas, tapi justru tentang bagaimana kamu mengelola ekspektasi dan tekanan dari dalam diri sendiri.
Baca juga: Mengenal Timothy Ronald, Investor Muda yang Punya Misi Membangun 1.000 Sekolah di Indonesia |
Risiko investasi yang paling sering diremehkan
Berikut beberapa jebakan psikologis yang bikin investor jatuh ke lubang kerugian:1. Overconfidence: Terlalu pede setelah cuan sekali
Baru untung dua atau tiga kali, langsung ngerasa ngerti market. Akhirnya mulai asal masuk saham gorengan, mengandalkan insting daripada analisa. Padahal, market nggak peduli perasaan siapa pun.2. FOMO (Fear of Missing Out): takut ketinggalan tren
Lihat saham naik 15 persen dalam tiga hari, langsung ikut beli tanpa riset. Ini kayak ikut antrean makanan viral tanpa tahu rasanya enak atau enggak. Ujung-ujungnya? Beli di harga pucuk.3. Loss aversion: nggak tahan tekanan waktu rugi
Niat awal hold jangka panjang, tapi pas saham turun 10 persen, langsung panik dan jual. Ini seperti janji diet tapi langsung tergoda martabak diskon. Rencana hancur karena tekanan sesaat.4. Ekspektasi nggak realistis mau untung gede
Masuk saham karena katanya bisa dua kali lipat dalam sebulan. Harapan terlalu tinggi bikin gampang kecewa. Padahal investasi itu bukan sprint, tapi maraton.Waktunya kenali diri sebelum menyalahkan market
Kalau setiap keputusan investasi bikin stres, atau euforia berlebihan, mungkin ini saatnya rehat sejenak dan refleksi.Tanyakan pada diri sendiri:
- Pola pikir apa yang sering bikin aku rugi?
- Bagaimana reaksi saat market turun tajam?
- Tujuan investasiku sebenarnya apa?
Investasi bukan soal menjadi yang tercepat atau terkaya. Tapi soal bisa mengendalikan diri. Kalau nggak kenal dengan cara pikir sendiri, market naik pun bisa tetap boncos.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News