Salah satu bentuk “investasi” terbesar adalah pendidikan. Sebagai contoh, biaya masuk SD di salah satu sekolah national plus ternama senilai Rp25 juta pada 2014, kini dapat mencapai sekitar Rp80 juta di 2024.
Fenomena ini menjadi peringatan penting untuk mempersiapkan dana warisan keluarga sejak dini. Menurut Prudential Syariah, ada tiga alasan mengapa warisan perlu dipikirkan sekarang: inflasi tidak bisa dihindari sehingga dana peninggalan harus cukup di masa depan, risiko hidup dapat datang kapan saja dan mengganggu rencana finansial, serta pentingnya rasa tenang hari ini demi kesejahteraan keluarga di masa depan.
Chief Customer Marketing Officer Prudential Syariah Vivin Arbianti Gautama mengatakan upaya mempersiapkan masa depan keluarga bukan hanya tentang apa hadiah yang kelak kita tinggalkan tetapi memastikan hadiah yang kita siapkan hari ini tetap bernilai bahkan bertumbuh di tengah inflasi dan ketidakpastian.
“Kehadiran kita saat ini adalah hadiah berharga bagi keluarga, namun karena risiko hidup bisa datang kapan saja, penting menyiapkan perlindungan sejak dini yang mampu menjaga nilai dan tumbuh seiring waktu, agar apa yang kita upayakan hari ini tetap memberi arti bagi orang-orang tersayang, bahkan setelah kita tiada.” jelas dia dikutip Selasa, 12 Agustus 2025.
Dia mengatakan keluarga harus dapat mempersiapkan jaring pengaman bagi keluarga ketika mereka sangat membutuhkannya, di saat kita sudah tiada. Mempersiapkan peninggalan lebih awal menjadi hadiah terbaik yang bisa kita berikan, bukan untuk hari ini saja, tapi untuk selamanya.
Dia mengatakan selain memastikan kebutuhan jangka pendek terpenuhi, banyak orang tua juga mulai memikirkan kebutuhan jangka panjang, misalnya membelikan aset seperti rumah agar kelak anak tetap memiliki tempat tinggal yang layak dan nyaman, tanpa harus terbebani biaya yang kian tinggi di masa depan.
Kenaikan harga properti dan gaya hidup
Walau demikian, terjadi kenaikan yang signifikan pada harga properti yang tercermin dari Indeks Harga Properti Perumahan (IHPP) yang mengalami peningkatan menjadi 110,9 persen di 2025, dari 102,11 persen pada 2021.Nilai properti yang terus naik ini akan membuat pembelian properti untuk anak semakin sulit diakses jika tidak direncanakan dari jauh hari.Tak hanya biaya pendidikan dan properti, biaya-biaya terkait gaya hidup juga terus membumbung. Misalnya untuk liburan, yang telah menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas hidup keluarga.
Contoh termudahnya adalah harga tiket pesawat yang melambung seperti tiket pesawat pulang-pergi Jakarta–Singapura yang semula sekitar Rp4 juta di tahun 2022 naik menjadi Rp6 juta di 2025.
Sementara tiket Jakarta–Jepang naik dari Rp6,8 juta menjadi Rp13 juta dalam periode yang sama. Bahkan biaya untuk ibadah seperti umrah pun mengalami kenaikan, dari Rp29 juta pada 2022 menjadi sekitar Rp34 juta pada 2024.
“Jika tren ini berlanjut, maka nilai uang yang kita siapkan hari ini bisa kehilangan separuh kekuatannya dalam beberapa tahun mendatang, dan kekuatan daya beli kamu akan berkurang. Tabungan yang terasa cukup saat ini, belum tentu mampu mengimbangi naiknya kebutuhan anak dan keluarga di masa mendatang,” tegas dia.
Sayangnya, banyak yang masih merasa persiapan seperti ini bisa ditunda, padahal justru waktu adalah aset terbesar kita selama masih ada kesempatan. Tanpa perencanaan yang tepat, nilai uang yang hari ini kita kumpulkan bisa menyusut dimakan inflasi. Tabungan yang terasa cukup sekarang, belum tentu bisa mencukupi kebutuhan anak kita 5 hingga 10 tahun ke depan.
Di sinilah pentingnya memiliki solusi yang tidak hanya tersimpan, tapi juga bisa bertambah nilainya seiring waktu, sehingga apa yang kita siapkan hari ini tetap berarti ketika waktunya tiba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id