Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.
Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Awal Pekan, Rupiah Sudah Menyerah Lawan Dolar AS

Husen Miftahudin • 29 April 2024 10:08
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.
 
Mengutip data Bloomberg, Senin, 29 April 2024, rupiah hingga pukul 09.50 WIB berada di level Rp16.239 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 29 poin atau setara 0,18 persen dari Rp16.210 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.239 per USD, turun hingga 35 poin atau setara 0,22 persen dari Rp16.204 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi bakal menguat.
 
"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.180 per USD hingga Rp16.260 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Baca juga: Dear Pemerintah, Bijak Dong Kelola Utang saat Dolar Lagi Mahal-mahalnya!
 

Kinerja APBN terjaga

 
Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani mengatakan kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terjaga dalam posisi surplus hingga Maret 2024. APBN hingga Maret atau satu kuartal terlihat positif meskipun tetap waspada karena kondisi geopolitik meningkat.
 
Sedangkan, posisi total dari APBN masih surplus Rp8,1 triliun atau 0,04 persen dari GDP, dari sisi keseimbangan primer surplus Rp122,1 triliun.
 
Kemudian, kinerja surplus itu terjadi karena pendapatan negara lebih besar dibandingkan belanja APBN. Untuk pendapatan negara hingga Maret telah terkumpul Rp620,01 triliun atau setara 22,1 persen dari target Rp2.802,3 triliun pada kuartal pertama. Jika dibandingkan periode tahun sebelumnya, pendapatan ini menurun 4,1 persen. 
 
Sementara dari sisi belanja negara sekitar Rp611,9 triliun atau setara 18,4 persen dari pagu belanja tahun ini sebesar Rp3.325,1 triliun yang sudah dibelanjakan. Sehingga jika penerimaan negara telah terkumpul 22 persen dari target, maka belanja negara sudah direalisasikan 18,4 persen dalam satu kuartal ini.
 
"Kalau dilihat belanja kuartal pertama ini yaitu Januari sampai Maret 18 persen, kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, ini berarti memang ada belanja-belanja yang cukup front loading seperti penyelenggaraan pemilu," terang Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan