Hal itu terutama dilaksanakan dalam menghadapi lonjakan permintaan pangan di tengah perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Hari Raya Idulfitri di berbagai daerah sejalan dengan masifnya pembangunan Proyek Strategis Nasional, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Secara khusus di Kalimantan sejalan dengan potensi peningkatan permintaan sebagai dampak masifnya pembangunan Proyek Strategis Nasional termasuk Ibu Kota Nusantara, upaya penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok menjadi krusial untuk memastikan stabilitas harga dan ketahanan pangan di wilayah Kalimantan," kata Doni di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024.
Dalam acara pencanangan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Kalimantan yang diikuti secara virtual itu, Doni menuturkan kerja sama erat antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) perlu terus diperkuat untuk menghasilkan sinergi dan inovasi kebijakan.
Hal itu dikarenakan pengendalian inflasi tidak akan berjalan optimal jika hanya mengandalkan kebijakan Bank Indonesia semata-mata.
Baca juga: Stok Pangan Lebih dari Cukup, Masyarakat Diimbau Beli Secukupnya |
Pererat sinergi
Menurut Doni, sinergi dan inovasi untuk menjaga ketahanan pangan melalui TPIP, TPID, dan GNPIP juga merupakan pemaknaan dari nilai luhur dari kerja sama demi mencapai kesejahteraan rakyat.
Ia mengatakan sinergi dan kolaborasi antara TPIP, TPID, dan GNPIP telah berhasil mendukung upaya pengendalian inflasi di 2023.
"Berkat kerja sama kita semua, inflasi di tahun 2023 dapat stabil berada dalam tentang sasaran target sebesar 2,61 persen setelah pada tahun sebelumnya mencapai capaian yang tinggi sebesar 5,51 persen," ujarnya.
Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus menggerakkan seluruh 46 kantor perwakilan dalam rangka sinergi TPIP, TPID, dan GNPIP untuk melanjutkan berbagai upaya stabilisasi harga dan ketahanan pangan di 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News